Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen ban yang 5 persen sahamnya dimiliki oleh investor kawakan Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), akhirnya diperbolehkan oleh pemegang sahamnya untuk menerbitkan surat utang senilai US$270 juta atau setara Rp3,89 triliun (kurs JISDOR Rp14.434).
Persetujuan ini diberikan setelah pada rapat pertama tidak dapat diambil persetujuan para pemegang saham karena jumlahnya yang tidak mencapai kuorum dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Berdasarkan pengumuman ringkasan risalah RUPSLB kedua, rapat hanya berlangsung 20 menit dan dilaksanakan pada Kamis (25/3/2021). Rapat dilaksanakan di Hotel Harris Vertu Harmoni, Jakarta Pusat.
Rapat bahkan dihadiri oleh Presiden Direktur, Wapresdir, Direktur, hingga Presiden Komisaris Independen. Total rapat dihadiri dan terwakili sebanyak 2.412.054.982 saham dengan hak suara yang sah atau 69,224 persen dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan.
"Rapat dengan suara bulat dengan catatan 6.800 saham abstain memutuskan memberikan persetujuan atas penerbitan surat utang/notes oleh Perseroan dengan jumlah pokok sebesar-besarnya US$270.000.000 atau dalam mata uang lain yang ditentukan oleh Direksi Perseroan dan akan jatuh tempo secepat-cepatnya pada 2026 atau jangka waktu lain yang ditentukan oleh Direksi Perseroan," jelas ringkasan risalah RUPSLB tersebut, dikutip Senin (29/3/2021).
Selain itu, rapat juga memutuskan memberikan persetujuan kepada perseroan untuk menjadikan anak usahanya sebagai jaminan dari total surat utang yang diterbitkan tersebut.
Baca Juga
Entitas anak Gajah Tunggal yang menjadi entitas anak penjamin yaitu PT Filamendo Sakti dan PT Prima Sentra Megah untuk menjaminkan seluruh atau sebagian besar harta kekayaan entitas anak Perseroan, termasuk atas pemberian jaminan perusahaan (corporate guarantee) oleh Entitas Anak Penjamin, dalam rangka menjamin kewajiban Perseroan dan/atau pihak-pihak terkait lainnya sehubungan dengan Surat Utang.
Terakhir, rapat juga memberikan kuasa dan wewenang dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan keputusan-keputusan tersebut, termasuk tetapi tidak terbatas untuk membuat atau meminta dibuatkan dan menandatangani segala akta, perjanjian-perjanjian, surat-surat maupun dokumen-dokumen yang diperlukan.
Sebelumnya, emiten yang dimiliki sahamnya oleh investor kawakan Lo Kheng Hong sebesar 5,064 persen ini, gagal mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk dapat menerbitkan obligasi sebesar US$270 juta. Perseroan tidak mencapai jumlah kuorum dalam RUPSLB pada Senin (15/3/2021) untuk mendapatkan persetujuan penerbitan obligasi.
Saat itu, rapat dihadiri dan terwakili sebanyak 2.454.526.812 saham atau hak suara yang sah atau 70,443 persen dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh perseroan.
"Dengan demikian, kuorum kehadiran untuk mata acara rapat pertama belum terpenuhi, karenanya untuk mata acara rapat pertama tidak dapat dibahas dan diambil keputusan, sehingga rapat hanya membahas dan memutuskan mengenai mata acara rapat kedua," jelas keterbukaan GJTL.