Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) berhassil menempati posisi keenam di jajaran top gainers pada perdagangan Selasa (9/3/2021).
Perusahaan produsen ban yang sejumlah sahamnya dimiliki oleh Lo Kheng Hong tersebut, harganya naik 6.06 persen pada penutupan perdagangan hari ini ke level Rp875. Adapun, nilai transaksi perdagangan perseroan tersebut mencapai Rp77,8 miliar.
Seperti diketahui, GJTL dalam laporan keuangannya mencatatkan penurunan pendapatan sepanjang 2020. Walaupun pendapatannya turun, tapi laba bersihnya meningkat.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, emiten ban ini mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp13,43 triliun, turun 15,69 persen dari realisasi pada 2019 sebesar Rp15,93 triliun.
Kendati pendapatan yang turun diiringi beban pokok penjualan yang juga turun hingga 22,11 persen menjadi Rp10,76 triliun dari beban pokok pada 2019 yang sebesar Rp13,14 triliun.
Penurunan beban pokok tersebut membuat laba kotor perseroan tidak terlalu jauh dari laba kotor pada 2019. Perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp2,67 triliun sementara pada 2019 sebesar Rp2,79 triliun.
Baca Juga
Selain itu, keuntungan lain-lain pun meningkat menjadi 102,74 miliar dari periode 2019 yang hanya sebesar Rp15,4 miliar.
Dengan demikian, laba bersih komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp616,32 miliar, melonjak 71,29 persen dari periode 2019 yang hanya sebesar Rp359,801 miliar.
Adapun dari sisi liabilitas, GJTL mengalami penurunan menjadi Rp10,92 triliun dari periode 2019 yang sebesar Rp12,62 triliun.
Dengan rincian, liabilitas jangka pendek yang menurun menjadi Rp4,74 triliun dari periode 2019 yang sebesar Rp5,42 triliun. Adapun total liabilitas jangka panjangnya sebesar Rp6,17 triliun turun dari periode 2019 sebesar Rp7,19 triliun.
Jumlah aset pun menurun, total aset mencapai Rp17,78 triliun dari periode 2019 sebesar Rp18,85 triliun.
Dalam hal ini, total aset lancar Rp7,62 triliun turun dari 2019 sebesar Rp8,09 triliun. Sementara, jumlah aset tidak lancar sebesar Rp10,15 triliun turun sedikit dari periode 2019 sebesar Rp10,75 triliun.
Sementara itu, posisi kas dan setara kas meningkat menjadi Rp1,04 triliun dari periode 2019 yang sebesar Rp635,18 miliar.