Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ke zona merah pada akhir sesi I perdagangan seiring dengan proyeksi ekonomi Indonesia yang masih negatif pada kuartal I/2021 dan keluarnya investor asing
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG cenderung menguat pada awal perdagangan Selasa (23/3/2021). Namun, hingga akhir sesi II, IHSG ditutup turun 0,77 persen atau 48,42 poin menjadi 6.252,71.
Sepanjang hari ini, indeks bergerak di rentang 6.245,99-6.342,13. Jelang penutupan total transaksi mencapai Rp10,59 triliun, dengan aksi jual bersih investor asing mencapai Rp195,84 miliar.
Sebanyak 151 saham menguat, 357 saham melemah, dan 128 saham diperdagangkan stagnan dibandingkan hari sebelumnya. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat Rp7.396,53 triliun.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi sasaran jual asing dengan net sell Rp242,2 miliar. Saham BBCA pun turun 0,83 persen menjadi Rp32.825.
Selanjutnya, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) mencatatkan net sell Rp31,5 miliar. Namun, saham ICBP masih naik 4,25 persen menuju Rp9.200.
Baca Juga
Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp93,4 miliar. Saham BBRI naik 0,86 persen menuju Rp4.670.
Selanjutnya, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) mencatatkan net buy Rp31,5 miliar. Saham INDF naik 5,12 persen menjadi Rp6.675.
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif pada perdagangan hari ini.
“Investor mengawasi pembaruan APBN 2021 pada konferensi pers pukul 10.00 WIB hari ini oleh Menteri Keuangan,” tulis Hariyanto dalam riset harian, Selasa (23/3/2021).
Hariyanto menunjukkan bahwa indikator MFI optimized dan indikator RSI optimized cenderung turun. Pada periode weekly terlihat indikator MFI optimized menguji mulai bergerak naik namun indikator RSI optimized terlihat masih bergerak turun.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2021 akan mencapai negatif 0,1 persen.
"Kita berharap mencapai zona netral, tapi kita masih mungkin mendekati di 0,1 negatif," ujar Sri Mulyani dalam paparan APBN KITA, Selasa (23/3/2021).
Menurutnya, Kementerian Keuangan mematok pertumbuhan dalam kisaran minus 1 persen hingga minus 0,1 persen untuk kuartal I/2021.
Untuk keseluruhan tahun, Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.