Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten konsumer Grup Salim PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) bersama anak usahanya yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) diperkirakan bisa semakin kuat pada tahun ini.
Hal itu seiring dengan konsolidasi penuh Pinehill Company Ltd. ke dalam ICBP sejak kuartal IV/2020.
Selain itu, kinerja INDF juga diperkirakan mendapat dorongan ekstra dari penguatan harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang akan mengerek kinerja anak usahanya yang lain yaitu PT PP London Sumatera Indonesia Tbk. (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP).
Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma memperkirakan pendapatan INDF pada 2021 bisa tumbuh lagi sekitar 19 persen-20 persen.
“ICBP itu sekarang ada Pinehill yang sudah diambil alih dan mulai konsolidasi per September 2020. Ini memang bisa membuat penjualan mereka naik karena marjin bisa lebih baik,” jelas Suria kepada Bisnis, Selasa (23/3/2021).
Selain didorong oleh Pinehill, Suria menyebut faktor penguatan harga CPO pada tahun ini juga akan membawa angin segar bagi emiten Grup Salim tersebut.
Baca Juga
Sementara itu, berakhirnya kerjasama Indofood dengan PepsiCo Inc. pada kuartal I/2021 ini dinilai Suria tidak akan terlalu menekan kinerja perseroan secara signifikan.
Pasalnya, kontribusi penjualan mi instan masih mendominasi total penjualan ICBP. Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, ICBP mencatatkan penjualan mi instan sebesar Rp31,15 triliun atau berkontribusi sebesar 66,79 persen terhadap total penjualan neto senilai RP46,64 triliun.
Sementara itu, penjualan makanan ringan tercatat senilai Rp2,83 triliun atau 6,08 persen dari total penjualan.
Selanjutnya, Suria mengingatkan kenaikan harga bahan baku pada awal tahun ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Indofood. Pasalnya, perseroan tidak bisa langsung merespons dengan menaikkan harga produk saat daya beli masyarakat masih lemah.
“[Kenaikan harga bahan baku] itu mungkin bisa jadi sedikit tantangan buat Indofood karena produk-produk tertentu mungkin belum tentu bisa dinaikkan harganya. Kalau mi mungkin tidak pengaruh karena walaupun harga dinaikkan sedikit tapi orang akan tetap beli,” jelas Suria.
Samuel Sekuritas pun masih merekomendasikan saham ICBP dan INDF kendati pada masa pemulihan ekonomi biasanya pelaku pasar cenderung tidak terlalu memperhatikan saham emiten konsumer.
“[Pergerakan harga saham] rada lambat kalau tahun ini karena kebanyakan orang lebih condong tidak begitu memperhatikan saham konsumer. Jadi, harga sebenarnya agak tertinggal dibandingkan yang lain,” tutur Suria.