Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) langsung ambruk setelah suspensinya dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (18/3/2021).
Pada sesi I, saham DCII anjlok 6,95 persen atau 850 poin menjadi Rp11.375. Saham yang perdagangkan sebanyak 28 kali transaksi pagi ini pun menyentuh batas auto reject bawah (ARB).
Sebelumnya, BEI membuka kembali perdagangan saham DCII mulai sesi I Kamis (18/3/2021). Pembukaan perdagangan saham DCII di pasar reguler dan tunai menyusul tindakan suspensi saham pada 11 Februari 2021.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham DCII parkir di level Rp12.225 atau naik 19,85 persen pada penutupan perdagangan Rabu (10/2/2021). Harga tersebut jauh di atas harga penawaran umum perdana di level Rp420 pada 6 Januari 2021, atau sudah melonjak 2.810,7 persen.
Setelah penutupan perdagangan Februari tersebut, saham DCII terkena suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menuturkan bisnis data center masih sangat cerah di Indonesia mengingat keberadaan data center menjadi salah satu prasyarat utama memasuki era digital.
Baca Juga
"Untuk prospek bisnis menurut saya cerah, karena data center itu sangat diperlukan di era digital. Saya kira data center ini tantangannya cuma persaingan sesama penyedia jasa data center saja," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (14/3/2021).
Kendati termasuk emiten dan sektor yang prospektif, William memiliki rekomendasi bagi para pemilik saham emiten bersandi DCII ini untuk segera menjualnya.
Dia menyarankan sell on strength saat suspend oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) telah dibuka pada periode perdagangan berikutnya. Menurutnya, harga saham DCII sudah terlalu mahal dan beresiko 'nyangkut' tinggi.
"Untuk rekomendasi, berhubung sedang suspend, saat dibuka nanti saran saya sell on strength. Sudah terlalu tinggi naiknya, resiko juga tinggi," katanya,
Salah satu yang membuatnya berpikir saham DCII berisiko tinggi karena emiten tersebut terbilang baru melantai di bursa, sehingga secara teknikal pergerakan grafiknya pun masih belum jelas.
"Secara tren masih terus naik, tetapi support belum terbentuk di harga berapa. Saya merekomendasikan sell di angka 12.000 mengikuti last price saat ini," katanya.
Analis Binaartha Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan secara fundamental harga saham DCII sudah terlalu mahal karena price to earning ratio (PER) sudah mencapai 273.31 kali.
Kendati demikian, dia merekomendasikan akumulasi untuk saham DCII dengan target price di level Rp17.525. Pasalnya, secara teknikal tren kenaikan masih terjadi pada saham tersebut.