Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (15/3/2021) seiring dengan rilis data neraca perdagangan dan aksi jual investor asing.
Pada pukul 15.00 WIB, IHSG turun 0,53 persen atau 33,95 poin menjadi 6.324,26. Sepanjang hari ini, indeks bergerak di rentang 6.324,26-6.387,74.
Terpantau 253 saham menguat, 233 saham melemah, dan 153 saham stagnan. Jelang penutupan total transaksi mencapai Rp10,91 triliun dengan aksi jual bersih asing (net sell) Rp140,99 miliar.
Saham BBCA, TKIM, dan ASII menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net sell masing-masing Rp126,8 miliar, Rp28,1 miliar, dan Rp20,1 miliar. Saham BBCA turun 1,48 persen, saham TKIM koreksi 4,18 persen, dan saham ASII maih naik 0,91 persen.
Sementara itu, saham ADRO, DMMX, dan KLBF menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy masing-masing Rp56,2 miliar, Rp47 miliar, dan Rp34,3 miliar. Saham ADRO naik 2,07 persen, DMMX naik 8,61 persen, dan KLBF koreksi 0,63 persen.
CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan investor tengah menantikan rilis data ekonomi terkait neraca perdagangan. Data tersebut diperkirakan baik yang menunjukkan kondisi ekonomi domestik masih stabil.
Baca Juga
William menunjukkan pola pergerakan IHSG juga masih terlihat memiliki kekuatan naik yang cukup besar selama indeks dapat dipertahankan di atas resisten level terdekat. Dengan demikian, IHSG bisa memperkuat pola uptrend jangka pendeknya.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Jumat (12/3/2021), indeks komposit mengakhiri pergerakannya di level 6358,20 setelah menguat 93,53 poin atau 1,49 persen dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada bulan Febuari 2021 kembali mengalami surplus sebesar US$2,01 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus neraca perdagangan pada Februari 2021 ini terjadi akibat kenaikan ekspor yang lebih tinggi dari posisi impor.
Dari data BPS, ekspor sepanjang Februari tercatat US$15,27 atau tumbuh 8,56 persen dibandingkan Februari 2020 sebesar US$14,06 miliar. Posisi ini juga lebih besar dari posisi ekspor 2019 sebesar US$12,79 miliar.
"Perkembangannya menggembirakan dan kalau mundur ke belakang lagi, sejak November 2020 ekspor kita selalu tumbuh positif secara yoy [year on year]," kata Suhariyanto, Senin (15/3/2021).