Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Pasar: Mewaspadai Stimulus Biden, Legitnya Saham Lapis Kedua

Disahkannya stimulus Biden akan membawa dampak variatif di pasar keuangan Indonesia.
Presiden AS Joe Biden di tangga pesawat kepresidenan AS, Jumat (12/2/2021)./Antara/Reuters-Joshua Roberts\r\n
Presiden AS Joe Biden di tangga pesawat kepresidenan AS, Jumat (12/2/2021)./Antara/Reuters-Joshua Roberts\r\n

Bisnis.com, JAKARTA - Kabar dari sejumlah sektor ekonomi yang menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi hari ini, Senin (8/3/2021). Disahkannya stimulus Biden akan membawa dampak variatif di pasar keuangan Indonesia.

Oleh karena itu, pasar surat utang pun akan bertahan. Pada pemberitaan hari ini juga terdapat kalkulasi risiko stimulus jumbo ini. Beralih ke isu lain, saham lapis kedua saat ini menjadi incaran banyak investor ritel sehingga laju kenaikan harga bisa mencapai ratusan persen.

Berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar perekonomian di Indonesia:

1. Waspadai Stimulus Biden

Pengesahan paket stimulus jumbo Amerika Serikat senilai US$1,9 triliun pada akhir pekan memberikan dampak variatif bagi pasar keuangan Indonesia. Pada jangka pendek, stimulus AS diperkirakan membuat likuiditas dolar AS berpeluang membantu pasar sahham Indonesia rebound pada awal pekan ini. Namun tren kenaikan yield US Treasury pada hari-hari mendatang bisa membuat investor asing kabur dari pasar obligasi di negara-negara berkembang.

2. Lapis Kedua Lebih Legit

Saham-saham emiten berkapitalisasi pasar kecil dan menengah menjadi incaran banyak investor ritel sepanjang tahun ini, sehingga laju kenaikan harga bisa mencapai ratusan persen dalam waktu kurang dari 3 bulan terakhir sepanjang tahun ini. Mayoritas saham-saham ini berasal dari kalangan perbankan kelas menengah seperti PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) naik 686,73 persen year to date (ytd).

3. Pasar Surat Utang Bertahan

Pasar obligasi di Tanah Air diprediksi dapat bertahan dari tekanan pelarian investor asing di tengah tren kenaikan imbal asing (yield) US Treasury. Selain karena dominasi investor domestik, jika euforia soal stimulus AS pudar maka asing pun akan masuk kembali.

4. Bukti Ketidakpastian Masih Tinggi

Di tengah derasnya kucuran insentif untuk meminimalisasi dampak pandemi Covid-19, jumlah sengketa pajak meningkat signifikan pada 2020. Lonjakan ini mengindikasikan bahwa ketidakpastian di bidang pajak masih cukup tinggi. Berdasarkan data Pengadilan Pajak yang diperoleh Bisnis, jumlah sengketa pajak pada 2020 mencapai 16.634 sengketa yang artinya naik sebesar 10,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

5. Mengalkulasi Risiko Stimulus Jumbo

Pengesahan RUU stimulus Biden yang merupakan stimulus terbesar kedua dalam sejarah Amerika Serikat (AS) ini menandai kemenangan legislatif pertama Biden dan menyiapkan panggung untuk proyek infrastruktur besar-besaran serta anggaran pemulihan manufaktur yang ditargetkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper