Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa Asia tak mampu keluar dari zona merah pada penutupan perdagangan Jumat (5/3/2021) seiring dengan sikap investor yang mencerna komentar Gubernur The Fed Jerome Powell terkait imbal hasil obligasi AS.
Berdasarkan laporan dari dari Bloomberg, Bursa Kospi Korea Selatan ditutup terkoreksi 0,6 yang diikuti oleh indeks S&P/ASX 200 Australia yang turun 0,7 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,2 persen, adapun Topix Jepang naik 0,6 persen
Imbal hasil obligasi Australia terdorong lebih tinggi, mengikuti lompatan dalam obligasi AS 10 tahun menjadi 1,56 persen yang mengangkat kurva imbal hasil ke titik paling curam sejak 2015.
Sementara itu, harga minyak melonjak seiring dengan kebijakan OPEC+ yang memutuskan untuk tidak menambah pasokan produksi untuk bulan depan. Keputusan tersebut mengejutkan pelaku pasar yang sebelumnya mengantisipasi kenaikan kuota produksi harian
Dalam acara yang digelar Wall Street Journal secara online, Powell memang "khawatir" terhadap pasar obligasi akhir-akhir ini. Tapi ini dia tidak juga menawarkan langkah atau kebijakan untuk meredam gejolak yang ada di pasar obligasi.
Meski sejumlah pelaku pasar memandang pergerakan imbal hasil sebagai tanda pemulihan ekonomi global, sebagian pelaku lainnya mengkhawatirkan kenaikan imbal hasil akan berimbas pada naiknya inflasi.
“Masuk akal dan intuitif bahwa imbal hasil Treasury harus naik kembali ke 1,50 persen atau 2 persen, tetapi kami prihatin dengan pasar lainnya tentang kecepatan pencapaiannya,” kata Mona Mahajan, ahli strategi investasi di Allianz Global Investors LLC.
Sementara itu, Senat AS akan mengambil suara untuk mengesahkan paket stimulus senilai US$1,9 triliun yang diajukan oleh Presiden AS, Joe Biden. Bila disahkan, paket stimulus ini akan menjadi yang keenam pada masa pandemi virus corona.