Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia menyusul kejatuhan Wall Street setelah Ketua The Federal Reserve Jerome Powell memberikan komentar atas lonjakan imbal hasil obligasi Amerika Serikat baru-baru ini.
Seperti dikutip dari Bloomberg, bursa berjangka di Jepang dan Hong Kong berada di zona merah. Indeks Nikkei 22 di Jepang turun 1,95 persen. Bursa saham saham Australia juga dibuka melemah setelah indeks S&P 500 ditutup di level terendah dalam lima pekan.
Imbal hasil obligasi Australia terdorong lebih tinggi, mengikuti lompatan dalam obligasi AS 10 tahun menjadi 1,56 persen yang mengangkat kurva imbal hasil ke titik paling curam sejak 2015.
Pelaku pasar kecewa karena The Fed dinilai tidak menunjukkan sikap yang jelas terhadap pergerakan pasar obligasi yang bikin waswas. Imbal hasil obligasi AS telah mencapai 1,5 persen dan telah memicu kekhawatiran akan valuasi saham yang terlalu mahal.
Dalam acara yang digelar Wall Street Journal secara online, Powell memang "khawatir" terhadap pasar obligasi akhir-akhir ini. Tapi ini dia tidak juga menawarkan langkah atau kebijakan untuk meredam gejolak yang ada di pasar obligasi.
“Masuk akal dan intuitif bahwa imbal hasil Treasury harus naik kembali ke 1,50 persen atau 2 persen, tetapi kami prihatin dengan pasar lainnya tentang kecepatan pencapaiannya,” kata Mona Mahajan, ahli strategi investasi di Allianz Global Investors LLC.