Bisnis.com, JAKARTA — Pudarnya euforia January Effect dinilai menjadi salah satu penyebab penurunan nilai transaksi pialang saham sepanjang Februari 2021.
Berdasarkan data Bloomberg, transaksi broker sepanjang Februari 2021 sebesar Rp624,93 triliun, turun 26,40 persen dibandingkan nilai transaksi bulan sebelumnya yang mencapai Rp849,12 triliun.
Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan secara umum transaksi di Februari 2021 memang lebih rendah dibandingkan bulan pertama tahun ini. Namun, tetap tumbuh dibandingkan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.
“Menurut saya ini bagian dari January Effect yang membuat transaksi di Februari lebih rendah,” ujar dia kepada Bisnis, Selasa (2/3/2021).
Jika dilihat secara tahunan, total transaksi sepanjang Februari 2021 masih jauh lebih tinggi dari Februari 2020 yang hanya Rp278,45 triliun alias meningkat 55,44 persen atau 2,24 kali secara year on year.
Adapun, secara historis selama 3 tahun terakhir, transaksi broker sepanjang bulan kedua setiap tahunnya selalu lebih rendah dibandingkan transaksi yang tercatat di bulan pertama (lihat tabel).
Nilai Transaksi Broker (Rp triliun)
Bulan | 2019 | 2020 | 2021 |
Januari | 448,09 | 303,72 | 849,12 |
Februari | 390,25 | 278,45 | 624,93 |
Terpisah, Head of Equity Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin menilai tingginya transaksi yang terjadi di awal tahun didorong oleh euforia pasar akan adanya January Effect, apalagi indeks harga saham gabungan (IHSG) terus menanjak di paruh pertama Januari.
Tercatat, indeks komposit sempat ditutup di level tertingginya selama 20 bulan terakhir yakni di level 6.428,59 pada 13 Januari 2021, sebelum mulai terkoreksi jelang akhir Januari.
Adapun, euforia tersebut hilang pada Februari apalagi pasar sempat mengalami koreksi cukup dalam di akhir Januari.
“Mungkin aktivitas retail investor ada penurunan,” katanya ketika dihubungi Bisnis.
Untuk transaksi Maret ini, Kim mengatakan masih ada keungkinan transaksi kembali naik tapi tak akan setinggi bulan sebelumnya karena beberapa saham yang paling aktif diperdagangkan ritel investor kini turun signifikan.
“Jadi mungkin sulit untuk seramai bulan Januari lagi,” pungkasnya.