Bisnis.com, JAKARTA - Emiten transportasi laut, PT Pelita Samudera Shipping Tbk. (PSSI) menargetkan lebih ekspansif pasca pandemi Covid-19 sepanjang 2020. Perseroan merencanakan belanja modal US$21 juta dengan pertumbuhan pendapatan hingga 15 persen.
Direktur Utama PSSI Iriawan Ibarat mengalokasi belanja modal untuk 2021 sebesar US$21 juta atau setara Rp300,3 miliar (kurs tengah BI Rp14.300 per dolar AS). Perseroan merencanakan penambahan 1 unit Kapal Curah Besar atau Motor Vessel (MV) kelas Supramax.
Selain itu, perseroan juga menargetkan pembelian kapal-kapal tunda dan tongkang, untuk terus mengeksplorasi potensi pasar logistik baru termasuk non-batubara.
Dia menekankan di samping strategi diversifikasi komoditas angkut, pasar batubara masih akan menjadi fokus karena masih memiliki prospek sangat baik di masa depan, dengan target pendapatan sekitar 70 persen-80 persen dari batubara.
“Walaupun menurun seperti industri lain pada umumnya, perseroan tetap memperoleh keuntungan bersih yang cukup baik dalam situasi sulit di tahun 2020 dengan cash cost yang stabil dan marjin Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA) di 35 persen, kinerja yang sama dengan 2019," urainya, Senin (1/3/2021).
Menurutnya, kepercayaan pihak perbankan ternama untuk mendukung rencana pengembangan aset armada kami juga menjadi bukti bahwa perseroan telah menunjukkan kinerja yang baik.
Pria yang akrab disapa Alex ini menargetkan pertumbuhan pendapatan meningkat 10 persen-15 persen menjadi sekitar US$75 juta-US$80 juta dengan strategi optimalisasi aset, diversifikasi bisnis, ekspansi aset serta meningkatkan penetrasi ke pasar internasional.
Emiten bersandi PSSI ini menjadikan kontrak Sewa Berjangka salah satu kunci peningkatan pendapatan.
Selain itu, pertumbuhan volume pengangkutan yang pada 2020 mencapai sebesar 24,9 juta metrik ton. Volume pengangkutan ini ditargetkan naik antara 10 persen-12 persen pada 2021.
Pada penutupan perdagangan Senin (1/3/2021), harga saham PSSI ditutup tak berubah dari harga pembukaannya yakni di level Rp182 dengan kapitalisasi pasar Rp985,91 miliar.