Bisnis.com, JAKARTA - Entitas Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV) mengonfirmasi kabar untuk menggabungkan bisnis televisi streaming-nya, Vision +, dengan perusahaan Malacca Straits Acquisition Co.
Dalam keterbukaan informasi pada Jumat (26/2/2021), Corporate Secretary MNC Vision Network Muharzi Hasril menyampaikan informasi rencana penggabungan Vision + dengan Malacca adalah benar. Namun, penyampaikan kepada media bukan dilakukan oleh perseroan.
"Substansi isi berita benar adanya, tetapi penyampaikan kepada media bukan dilakukan oleh perseroan," paparnya.
Saat ini, IPTV belum dapat memenuhi permintaan penjelasan dari Bursa Efek Indonesia karena belum adanya proses filling yang dilakukan. Menurutnya, IPTV tidak diperbolehkan untuk mengungkapkan segala hal berkaitan dengan proses tersebut, mengingat adanya keterlibatan dua otoritas, yakni BEI dan Bursa Efek Nasdaq, serta Securities Exchange Commission (SEC).
"SEC sebagai otoritas yang berhak memberikan persetujuan untuk dilakukannya transaksi tersebut," imbuhnya.
Dilansir Bloomberg, Kamis (25/22021), menurut sumber yang mengetahui masalah ini, selain Vision + yang dikenal sebagai layanan media over the top atau OTT, MNC Play, penyedia broadband dan TV box Indonesia yang merupakan bagian dari MNC Vision Networks, juga akan diikutsertakan dalam transaksi tersebut
MNC, yang dikendalikan oleh taipan Indonesia Hary Tanoesoedibjo, siap untuk memasukkan ekuitasnya ke dalam transaksi tersebut, menjadikannya pemegang saham terbesar dari entitas gabungan.
Malacca Straits telah memulai diskusi dengan investor termasuk Tiga Investments milik Ray Zage saat mereka berupaya mengumpulkan US$50 juta atau lebih dalam ekuitas baru untuk menjadikan nilai perusahaan gabungan menjadi sekitar US$600 juta.
Transaksi dapat diumumkan paling cepat bulan depan, tetapi karena kesepakatan apa pun yang belum diselesaikan, persyaratan yang mungkin dapat berubah atau pembicaraan berantakan.
Perwakilan MNC, Malacca Straits dan Tiga menolak berkomentar.
Vision +, yang diluncurkan pada 2019, memiliki 1,6 juta pelanggan berbayar dan lebih dari 32 juta pengguna aktif bulanan, sementara MNC Play memiliki sekitar 300.000 pelanggan, menurut pengarsipan MNC yang diposting bulan ini.
Bisnis tersebut membukukan pendapatan kolektif sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi, atau Ebitda, dan pendapatan masing-masing sekitar US$46 juta dan US$77 juta pada 2020.
Angka-angka tersebut diproyeksikan tumbuh pada tingkat tahunan gabungan sebesar 39 persen dan 45 persen hingga 2025 menjadi US$293 juta dan US$400 juta berdasarkan basis pelanggan berbayar yang diharapkan sekitar 6,6 juta.
Penetrasi video berdasarkan permintaan terhadap total populasi di Indonesia termasuk yang terendah di kawasan Asia Pasifik sebesar 2 persen pada 2020, sesuai dengan pengajuan MNC.
Perusahaan mengatakan itu diharapkan meningkat dari 5,1 juta pelanggan pada tahun 2020 menjadi 21,6 juta pada tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 33 persen.
Sementara itu, Malacca Straits SPAC, yang dipimpin oleh CEO Kenneth Ng, mengumpulkan US$144 juta dalam penawaran umum perdana Juli dan mengatakan akan memfokuskan pencariannya untuk target di Asia Tenggara.