Bisnis.com, JAKARTA - PT Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan ditradingkan pada level 6,198–6,286 pada perdagangan Selasa (23/2/2021).
Pada perdagangan hari Senin, (22/02/2021) IHSG ditutup menguat sebesar 23 poin atau sebesar 0,38 persen menjadi 6,255. Sektor pertambangan, perdagangan, keuangan, perkebunan bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Sementara investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp391 miliar.
"Namun tetap hati-hati, apabila sentimen hari ini memberikan angin positif terhadap pelaku pasar dan investor, maka bukan tidak mungkin pasar akan bergerak menguat meskipun terbatas," Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam riset, Selasa (23/2/2021).
Sementara, itu setidaknya terdapat tiga saham yang masuk dalam Stock Watch Pilarmas untuk perdagangan hari ini yakni PTPP dengan target harga pada level 1.690, PTBA (2.740), dan ADRO (1.210).
Sejumlah sentimen yang dapat mempengaruhi IHSG hari ini antara lain Menteri Keuangan Amerika, Janet Yellen, bersama Ketua The Fed Jerome Powell mulai memberikan gelagat waspada terhadap potensi tanda tanda adanya gelembung di pasar keuangan, meskipun mereka tetap harus melanjutkan dengan memberikan stimulus perekonomian untuk menopang fase pemulihan ekonomi.
Dia memparkan pergerakan IHSG pada awal pekan masih diwarnai dengan tekanan dimana sentimen dari dalam negeri mulai minim. Setelah Bank Indonesia mengumumkan stimulus moneter dan makroprudensial, kali ini pelaku pasar terlihat akan menunggu dampak tersebut pada daya beli yang lebih nyata.
Baca Juga
"Saat ini stimulus PPnBM untuk kendaraan bermotor di bawah 1500 cc yang rencananya akan disahkan pada awal Maret menjadi sesuatu yang dinantikan olehpara pelaku pasar," ujarnya.
Hal tersebut seiringan dengan harapan para pelaku pasar terhadap naiknya produktivitas industri otomotif dan juga permintaan terhadap kendaraan baru di akhir kuartal I 2021.
Pengetatan aktivitas yang menjadiprioritas dari pemerintah dalam menangani pandemi dinilai memberikan tekanan pada pelaku usaha yang jugamenjadi indikasi terhadap melemahnya pendapatan.
Selain itu,lanjutnya, bencana banjir yang terjadi di dinilai ikut memberikan tekanan pada perekonomian yang juga memberikan kerugian bagi pelaku bisnis dan juga masyarakat. Sehingga untuk menutupi daya beli dan juga keyakinan pelaku bisnis, tentu stimulus fiscal dari PPnBM tersebut diperlukan guna menjaga daya beli yang berpotensi masih turun di kuartal I/2021.
"Kami melihat bahwa pemulihan daya beli ini tampaknya tidak semudah yangterlihat, meskipun kami percaya, dengan bertambahnya vaksinasi yang terjadi di masyarakat, mendorong masyarakat untuk mulai melakukan konsumsi," katanya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca