Bisnis.com, JAKARTA - Emiten distributor alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) meningkatkan pendapatan pada 2020, terutama kepada pelanggan besar seperti Kementerian Kesehatan dan entitas grup PT Indofarma Tbk. (INAF).
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan Jumat (19/2/2021), manajemen IRRA menyebutkan raihan pendapatan pada tahun lalu mencapai Rp563,88 miliar. Jumlah itu meningkat 100,14 persen year on year (yoy) dari Rp281,75 miliar pada 2019.
Kontributor utama pendapatan berasal dari penjualan kepada Kementerian Kesehatan, tepatnya Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, senilai Rp159,42 miliar. Jumlah itu naik signifikan dari tahun sebelumnya Rp53,47 miliar.
Selain itu, IRRA meraih penjualan jumbo dari anak usaha PT Indofarma Tbk. (INAF), yakni PT Indofarma Global Media sejumlah Rp76 miliar pada 2020. Selanjutnya, kontribusi pendapatan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencapai Rp58,36 miliar.
Indofarma Global Media dan BNPB merupakan pelanggan baru pada 2020, karena pada 2019 belum berkontribusi terhadap pendapatan. Adapun, total penjualan dari pelanggan yang melebihi 10 persen mencapai Rp293,78 miliar pada tahun lalu.
Sementara itu, beban pokok penjualan IRRA pada 2020 meningkat menjadi Rp443,47 miliar dari sebelumnya Rp222,16 miliar. Namun, laba kotor masih naik signifikan menuju Rp120,42 miliar dari sebelumnya Rp59,59 miliar.
Baca Juga
IRRA pun membukukan laba setelah pajak senilai Rp60,52 miliar pada 2020. Nilai itu melonjak 83,26 persen yoy dibandingkan laba pada 2019 senilai Rp33,2 miliar.
Sebelumnya, pada kuartal I/2021 Itama Ranoraya menargetkan dapat menjual 2,5--3 juta unit alat Rapid Test Antigen.
Direktur Pemasaran Itama Ranoraya Hendry Herman menuturkan permintaan di awal tahun ini seluruhnya berasal dari swasta khususnya ritel. Harga produk yang terjangkau, penggunaan yang mudah serta sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) jadi unggulannya.
Produk Swab Antigen Test Panbio yang diproduksi Abbott ini baru saja mendapat hasil evaluasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan sebagai alat rapid antigen dengan tingkat sensitivitas dan spesifisitasnya mencapai 100 persen.
"Pencapaian awal tahun yang sangat baik, sudah 1,7 juta di pekan ke-3 Januari. Di kuartal I, target kami bisa menjual 2,5 juta-3 juta unit Swab Antigen Test," katanya dalam keterangan, Rabu (20/1/2021).
Pihaknya optimistis penjualan dapat mencapai target apalagi dengan adanya hasil evaluasi Balitbang Kemenkes yang membuat alatnya seperti mendapatkan rekomendasi dari pemerintah.
Pada 2021, perseroan menargetkan mampu menjual Swab Antigen Test sebanyak 5 juta-10 juta unit, naik hingga 3 kali lipat dari realisasi volume penjualan 2020 yang hanya sebesar 2,4 juta.
IRRA pun menargetkan total penjualan dan laba bersih pada tahun 2021 mampu tumbuh 80 persen-100 persen dibandingkan dengan 2020.