Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengembang lahan industri PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp898,7 miliar di sepanjang 2020.
Realisasi itu turun 45,86 persen dibandingkan marketing sales pada tahun sebelumnya yang senilai Rp1,66 triliun.
Manajemen Jababeka menjelaskan penurunan itu terjadi sebagian besar karena dampak pandemi Covid-19 yang terjadi sejak kuartal I/2020.
“Sisi positifnya, performa di semester II/2020 lebih dari 2,5 kali semester I/2020 didorong kenaikan penjualan lahan industri di Kendal dan Cikarang, serta kesuksesan peluncuran tanah residensial di Cikarang,” tulis Manajemen Jababeka lewat keterbukaan informasi, Rabu (17/2/2021).
Emiten berkode saham KIJA tersebut mencatatkan marketing sales paling tinggi pada periode Oktober-Desember 2020 senilai Rp279,98 miliar atau naik 10,99 persen dibandingkan kuartal sebelumnya senilai Rp252,25 miliar.
Prapenjualan paling sedikit terjadi pada kuartal I/2020 yang senilai Rp110,47 miliar, namun terus meningkat pada kuartal-kuartal berikutnya.
Baca Juga
KIJA pun optimistis pemulihan yang mulai terjadi sejak akhir tahun lalu akan berlangsung pada 2021. Dengan demikian, perseroan membidik target marketing sales yang lebih tinggi senilai Rp1,4 triliun tahun ini.
Perinciannya, penjualan lahan industrial dan residensial di Cikarang senilai Rp1 triliun dan sisanya lahan industri di Kendal senilai Rp400 miliar.
“[Optimisme dari] pipeline yang solid untuk lahan industri di Cikarang dan Kendal, serta rencana peluncuran 3-4 produk residensial dan komersial,” tulis KIJA.
Hingga 30 September 2020, KIJA masih memiliki total land bank seluas 5.087 hektare yang terdiri dari Kota Jababeka (1.245 hektare), Kendal (552 hektare), Tanjung Lesung (1.496 hektare), dan Morotai (1.794 hektare).