Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Bumi Arta Tbk. melejit dalam tiga sesi terakhir hingga menyentuh level auto reject atas (ARA). Bank berkode BNBA itu santer menjadi target akuisisi perusahaan e-commerce.
Berdasarkan data Bloomberg, saham BNBA ditutup dengan lonjakan 185 poin atau 24,67 persen ke posisi 935. Pada dua sesi sebelumnya, saham BNBA juga ditutup menguat 25 persen secara beruntun.
Di awal Februari 2020, saham BNBA juga mencetak pekan sempurna setelah menguat 5 sesi beruntung (1-5 Februari 2021). Alhasil, sejak awal tahun berjalan atau year to date, saham BNBA sudah melesat 147 persen.
Total transaksi saham BNBA mencapai 99,6 juta lembar senilai Rp88,2 miliar. Dalam tiga terakhir, transaksi saham BNBA mencapai Rp136 miliar atau 88 persen dari total transaksi sepanjang tahun berjalan.
Yang cukup menarik, broker Makinta Securities dengan kode AH menjadi pihak paling sering melego saham BNBA. Data Bloomberg menunjukkan, dalam tiga sesi terakhir, investor melego saham BNBA senilai Rp17,64 miliar. Makinta adalah penjamin emisi saat Bank Bumi Arta IPO 1 Juni 2006.
Belakangan nama Sea Group dikaitkan dengan Bank Bumi dan juga PT Bank Capital Tbk. Induk dari perusahaan e-commerce Shopee itu dikabarkan berencana mengakuisisi satu bank lagi guna melengkapi ekspansi di bisnis keuangan digital.
Baca Juga
Sea Group sebelumnya menguasai saham PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) secara tidak langsung lewat dua entitas turunan, yakni Dandapipa dan Koin Investama masing-masing 94,95 persen dan 5,05 persen.
Dikutip dari harian The Straits Times edisi 19 Januari 2021, Sea Group tengah mengkaji akuisisi dua bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu Bank Bumi Arta dan Bank Capital.
Kabar akuisisi tersebut ramai menjadi perbincangan para investor. Baik pihak Bank Bumi Arta dan Bank Capital dalam laporan ke BEI tidak mengetahui kabar terkait rencana Sea Group.
Untuk diketahui, Bank Bumi Arta memiliki aset sebesar Rp8,04 triliun per September 2020. Di periode tersebut, portofolio kredit perseroan mencapai Rp4,66 triliun.
BNBA meraih pendapatan bunga bersih Rp218,9 miliar dan laba bersih Rp30,45 miliar. Adapun rasio kecukupan modal mencapai 24,90 persen. Dalam lima tahun terakhir (2015-2019) rasio CAR Bank Bumi Arta selalu di atas 20 persen dan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kotor di bawah 2 persen.
Per 31 Januari 2021, saham Bank Bumi Arta dimiliki Surya Husada Investment sebesar 45,45 persen. Kemudian PT Dana Graha Agung (27,27 persen) dan PT Budiman Kencana Lestari (18,18 persen). Adapun pemegang saham publik mencapai 9,10 persen.