Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menyambut baik terbentuknya lembaga pengelola investasi (sovereign wealth fund) Indonesia Investment Authority (INA).
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menyebut kehadiran INA akan membuka peluang bagi perseroan untuk mendapatkan proyek lebih banyak dengan skala yang lebih besar.
Adapun, sejauh ini emiten berkode saham WIKA tersebut mengaku masih mengkaji beberapa aset yang dimiliki untuk bisa didivestasikan ke INA.
“Terkait rencana divestasi ke SWF saat ini kami belum pastikan dan masih menjadi kajian,” kata Mahendra kepada Bisnis, Selasa (16/2/2021).
Pada tahun ini WIKA berencana melepas salah satu penyertaan di Terminal Peti Kemas Belawan di Sumatera Utara dalam rangka asset recycling.
Adapun, WIKA memiliki 15 persen saham di PT Prima Terminal Peti Kemas bersama PT Pelindo I (Persero) dan PT Hutama Karya (Persero) sejak 2013.
Baca Juga
Perusahaan patungan itu bergerak di bidang jasa pelayanan operasi kapal, operasi lapangan, dan yang berkaitan dengan terminal peti kemas.
Adapun, pelaku pasar turut mengapresiasi saham WIKA di lantai bursa setelah presiden mengumumkan formasi lengkap dewan direksi INA pagi ini.
Saham WIKA sempat menyentuh level tertinggi Rp2.060 per saham pada perdagangan sesi I, Selasa (16/2/2021), sebelom terkoreksi 1 persen menjadi Rp1.990 pada pukul 14.30 WIB.