Bisnis.com, JAKARTA - Panin Asset Management menilai obligasi yang diterbitkan korporasi pelat merah dengan peringkat investment grade selalu menjadi pertimbangan manajer investasi untuk dikoleksi.
Direktur Panin AM Rudiyanto menjelaskan bahwa obligasi milik BUMN dengan rating layak investasi relatif bisa dipertimbangkan untuk diracik ke dalam reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap.
“Perihal akan masuk atau tidak, saya juga kurang tahu karena kalau terproteksi perlu dilihat apakah sudah ada produk yang efektif sehingga bisa ditawarkan serta minat investor,” jelas Rudiyanto kepada Bisnis, Rabu (10/2/2021).
Sementara untuk produk berbasis surat utang lainnya seperti reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran, Rudiyanto menilai ketersediaan kas dan pertimbangan pengelola menjadi tinjauan sebelum mengakumulasi instrumen obligasi maupun sukuk.
Khusus untuk obligasi korporasi, Panin AM mengutamakan surat utang dengan peringkat investment grade dan bukan dari preferensi sektoral.
Adapun, peringkat layak investasi biasanya diberikan lembaga pemeringkat kepada emiten yang memiliki peringkat kredit minimal BBB atau Baa.
Baca Juga
Salah satu produk reksa dana Panin AM yang memiliki kebijakan investasi lebih dominan di obligasi korporasi misalnya Panin Dana Pendapatan Utama.
Berdasarkan fund fact sheet produk per Januari 2021, reksa dana ini memiliki obligasi dari perusahaan seperti BBNI, JPFA, LTLS, TBIG, ADMF, ASDF, hingga obligasi negara.
Dalam waktu dekat, emiten kontraktor pelat merah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. akan menerbitkan surat utang senilai Rp3 triliun yang terdiri dari obligasi dan sukuk.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idA untuk obligasi dan idA syariah untuk sukuk yang akan diterbitkan WIKA tersebut.
Emiten berkode saham WIKA itu menawarkan kupon obligasi mulai 8,5 persen sesuai tenor atau lebih kompetitif dibandingkan suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini 3,75 persen.