Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Intiland Development Tbk. menargetkan pendapatan prapenjualan atau marketing sales sekitar Rp2 triliun pada tahun ini.
Target tersebut lebih rendah 20 persen dibandingkan target yang dipasang tahun lalu senilai Rp2,5 triliun. Namun, dari realisasi marketing sales pada 2020 senilai hampir Rp1 triliun, target itu naik dua kali lipat.
Direktur Intiland Development Archied Noto Pradono menjelaskan industri properti merupakan salah satu yang terpukul dampak pandemi.
Namun, keadaan disebut mulai membaik sejak semester kedua 2020 dibandingkan semester sebelumnya.
Archied mengatakan kini perseroan sudah lebih beradaptasi sembari terus melakukan penyesuaian untuk dapat menjaga kinerja baik dari sisi penjualan dan neraca keuangan hingga inovasi produk.
“Sekitar Rp2 triliunan, target tahun ini,” kata Archied kepada Bisnis, Selasa (9/2/2021).
Baca Juga
Pada 2020, emiten berkode saham DILD ini mencatatkan total marketing sales sekitar Rp900 miliar mendekati Rp1 triliun. Realisasi itu hanya mencapai 40 persen dari target yang ditetapkan Rp2,5 triliun.
Archied menjelaskan beberapa produk perseroan utamanya penjualan gedung tinggi (high rise) berupa apartemen dan gedung perkantoran yang menjadi spesialisasi DILD cukup tertekan pada 2020.
“Saya rasa dengan adanya Covid1- ini so far minatnya agak tidak terlalu bagus, agak drop cukup banyak,” tutur Archied.
Dengan demikian, pada tahun ini DILD berencana akan menghentikan sementara proyek-proyek high rise dan fokus menggarap properti rumah tapak yang masih ramai peminat.
Setidaknya dalam 1—2 tahun ke depan, DILD akan menunda pembangunan proyek gedung tinggi dan hanya akan menawarkan produk apartemen yang sudah ada dalam inventori.
Adapun, proyek high rise yang dibangun saat ini hanya kelanjutan dari proyek sebelumnya seperti apartemen mewah 57 Promenade dan SQ Residence.
Untuk 57 Promenade, Archied menyebut penjualannya sudah mencapai 90 persen dan proyek ini akan segera rampung dalam waktu dekat. Sedangkan pembangunan tahap II masih wait and see sembari perseroan mempersiapkan perizinan dan mitra.
Sementara itu, perseroan bermaksud menambah produk rumah tapak yang lebih banyak diminati di beberapa tanah land bank milik perseroan di wilayah Jakarta dan Surabaya.
“Dalam 2 tahun ini kan tema kami MRT (Moda Raya Terpadu), makanya banyak di high rise. Tapi belakangan ini karena Covid-19 orang jarang pakai transportasi publik, jadi kami mundur dulu. Sekarang lebih banyak landed house,” jelas Archied.