Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siapkan Divestasi, Intiland (DILD) Bakal Pangkas 50 Persen Utang

Direktur Intiland Development Archied Noto Pradono mengatakan pihaknya akan menurunkan tingkat utang menjadi Rp2,5 triliun - Rp3 triliun dari level saat ini senilai Rp5 triliun.
CEO dan Presdir PT Intiland Development Tbk Hendro Gondokusumo (kiri) didampingi Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Archied Noto Pradono, saat menerima kunjungan redaksi Bisnis Indonesia, di kantor Intiland, Jakarta, Rabu (27/9)./JIBI-Endang Muchtar
CEO dan Presdir PT Intiland Development Tbk Hendro Gondokusumo (kiri) didampingi Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Archied Noto Pradono, saat menerima kunjungan redaksi Bisnis Indonesia, di kantor Intiland, Jakarta, Rabu (27/9)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Intiland Development Tbk. bakal melakukan penurunan utang dari posisi saat ini sekitar Rp5 triliun dalam jangka pendek. Salah satu caranya dengan divestasi aset.

Direktur Intiland Development Archied Noto Pradono mengatakan pihaknya akan menurunkan tingkat utang menjadi Rp2,5 triliun - Rp3 triliun dari level saat ini senilai Rp5 triliun.

Hal itu dilakukan dengan sejumlah strategi seperti menjual aset non-core milik perseroan, mempercepat penjualan aset inventori, dan menggenjot prapenjualan rumah tapak.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, DILD membukukan liabilitas jangka pendek senilai Rp4,51 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp5,38 triliun.

“Penjualan non-core sudah dimulai dari 2019. Ke depan, kami masih akan divestasi tujuannya mengurangi utang dan mungkin kami buat proyek yang lebih cepat diproses,” kata Archied, Sabtu (30/1/2021).

Adapun aset non-core mengacu kepada aset milik emiten dengan kode saham DILD tersebut yang tidak memiliki rencana pengembangan dalam 5 tahun ke depan.

Pada 2019, DILD membukukan pendapatan dari transaksi penjualan aset non-core hingga Rp1,3 triliun. Dana tersebut digunakan untuk pembayaran utang dan penambahan modal kerja.

Namun, divestasi aset DILD terhenti pada 2020 karena pandemi Covid-19 turut memukul industri properti. Melihat prospek pemulihan ekonomi tahun ini, Archied optimistis penjualan aset non-core perseroan bisa dikebut lagi.

Archied mengungkapkan setidaknya masih ada aset non-core milik perseroan senilai Rp4 triliun - Rp5 triliun yang dapat didivestasikan.

Selain menjual aset non-core, DILD juga akan mempercepat penjualan inventori untuk memperkuat struktur keuangan. Saat ini, DILD memiliki inventori dengan nilai sekitar Rp2 triliun yang siap ditawarkan.

Salah satu inventori perseroan yaitu Apartemen Regatta yang tahun ini bakal dibeli dalam jumlah besar atau block sale. Archied menyebut transaksi itu apabila terealisasi memiliki nilai Rp650 miliar.

Di luar itu, DILD juga menyediakan penjualan lahan industri di Batang, Jawa Tengah.

“Selain prapenjualan proyek baru, di 2021 kita punya rencana penjualan rumah tapak, inventori di high rise, dan non-core. Kami punya target deleverage kira-kira bisa sampai Rp2 triliun,” tutur Archied.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper