Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Merosot, Harga Minyak Global Melonjak

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret terpantau menguat 0,32 persen atau 0,18 poin ke level US$55,87 per barel hari ini, setelah ditutup naik 1,7 persen kemarin.
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah di Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatan pada Kamis (4/2/2021) setelah melonjak nyaris 2 persen menyusul penurunan level persediaannya anjlok ke level terendah sejak Maret.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret terpantau menguat 0,32 persen atau 0,18 poin ke level US$55,87 per barel pada pukul 06.46 WIB.

Pada akhir perdagangan Rabu (3/2), harga minyak WTI ditutup menguat 1,7 persen atau 0,93 poin ke level US$55,69 per barel, level tertinggi sejak 22 Januari 2020, setelah menyentuh tertinggi US$56,33 pada awal sesi.

Sementara itu, harga minyak mentah patokan global Brent untuk pengiriman April ditutup menguat US$1,0 atau 1,7 persen ke level US$58,46 per barel, posisi tertinggi sejak 21 Februari 2020.

Penguatan ini terjadi setelah Badan Informasi Energi (EIA) mencatat stok minyak mentah AS turun pekan lalu menjadi 475,7 juta barel, level terendah sejak Maret. Adapun tingkat pemanfaatan kilang naik 0,6 poin persentase.

"Kilang-kilang kembali beroperasi, yang mendukung minyak mentah," kata analis senior The Price Futures Group Phil Flynn,s eperti dikutip Antara.

Pasar telah didukung oleh kesepakatan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya pada Rabu (3/2/2021) yang mempertahankan pemotongan pasokan yang sedang berlangsung.

Bersamaan dengan upaya OPEC+ untuk membatasi pasokan minyak mentah, yang didorong oleh komitmen Arab Saudi memberikan pengurangan ekstra, struktur pasar minyak telah menguat secara signifikan.

Premi kontrak Desember terdekat WTI hingga Desember 2022 telah melebar menjadi lebih dari US$3 per barel. Rentang waktu terdekat juga berada dalam struktur mundur naik, menandakan pasokan yang lebih ketat.

“Pengaturan makro cukup bullish, bahkan jika Anda tidak melihat permintaan pulih dengan sangat cepat,” kata manajer portofolio Tortoise Matt Sallee, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg, Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper