Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah di Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatan pada Kamis (4/2/2021) setelah melonjak nyaris 2 persen menyusul penurunan level persediaannya anjlok ke level terendah sejak Maret.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret terpantau menguat 0,32 persen atau 0,18 poin ke level US$55,87 per barel pada pukul 06.46 WIB.
Pada akhir perdagangan Rabu (3/2), harga minyak WTI ditutup menguat 1,7 persen atau 0,93 poin ke level US$55,69 per barel, level tertinggi sejak 22 Januari 2020, setelah menyentuh tertinggi US$56,33 pada awal sesi.
Sementara itu, harga minyak mentah patokan global Brent untuk pengiriman April ditutup menguat US$1,0 atau 1,7 persen ke level US$58,46 per barel, posisi tertinggi sejak 21 Februari 2020.
Penguatan ini terjadi setelah Badan Informasi Energi (EIA) mencatat stok minyak mentah AS turun pekan lalu menjadi 475,7 juta barel, level terendah sejak Maret. Adapun tingkat pemanfaatan kilang naik 0,6 poin persentase.
"Kilang-kilang kembali beroperasi, yang mendukung minyak mentah," kata analis senior The Price Futures Group Phil Flynn,s eperti dikutip Antara.
Pasar telah didukung oleh kesepakatan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya pada Rabu (3/2/2021) yang mempertahankan pemotongan pasokan yang sedang berlangsung.
Bersamaan dengan upaya OPEC+ untuk membatasi pasokan minyak mentah, yang didorong oleh komitmen Arab Saudi memberikan pengurangan ekstra, struktur pasar minyak telah menguat secara signifikan.
Premi kontrak Desember terdekat WTI hingga Desember 2022 telah melebar menjadi lebih dari US$3 per barel. Rentang waktu terdekat juga berada dalam struktur mundur naik, menandakan pasokan yang lebih ketat.
“Pengaturan makro cukup bullish, bahkan jika Anda tidak melihat permintaan pulih dengan sangat cepat,” kata manajer portofolio Tortoise Matt Sallee, seperti dikutip Bloomberg.