Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMN Terbatas, Pendanaan Lewat IPO Jadi Solusi Buat BUMN

IPO dinilai menjadi salah satu instrumen alternatif untuk perusahaan pelat merah seiring dengan sumber pendanaan internal yang sudah terbatas
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendorong lebih banyak perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat menjadi sumber pendanaan alternatif. Respon pasar juga diprediksi akan positif seiring dengan prospek sejumlah perusahaan yang menjanjikan. 

Menteri BUMN Erick Thohir terus mendorong peningkatan daya saing dan transparansi di tubuh BUMN. Salah satu yang direkomendasikan yaitu dengan melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum perdana di BEI.

Erick Thohir memastikan, dalam Roadmap BUMN 2021-2023, setidaknya akan ada 8-12 BUMN yang akan mencatatkan sahamnya di bursa.

Terkait hal tersebut, Pengamat BUMN Toto Pranoto menyambut positif rencana IPO BUMN yang dicanangkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Menurutnya, IPO menjadi salah satu instrumen alternatif untuk perusahaan pelat merah seiring dengan sumber pendanaan internal yang sudah terbatas. 

"BUMN juga sudah tidak bisa mengharapkan penyertaan modal negara (PMN), yang sudah semakin terbatas," katanya saat dihubungi pada Kamis (4/2/2021).

Ia juga menambahkan, rata-rata kinerja emiten BUMN terbilang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang belum melantai di Bursa Efek Indonesia. Toto memaparkan, sebagai perusahaan terbuka, BUMN harus mematuhi banyak regulasi pasar modal. Hal ini terutama pada aspek transparansi dan keterbukaan informasi. 

Dengan tata kelola yang diawasi dengan seksama, Toto meyakini hal tersebut membantu BUMN dalam mengurangi dan menghindari intervensi yang dari berbagai kepentingan kelompok. Pasalnya, harga saham juga akan dipengaruhi oleh ekspektasi investor. 

"Maka, perusahaan terbuka juga akan dipaksa kerja keras untuk menunjukkan kinerja dan prospek yang baik," lanjutnya.

Lebih lanjut, Toto memprediksi respon pasar akan positif karena prospek yang akan ditawarkan. Ia mencontohkan PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel yang merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). 

Menurutnya, Mitratel memiliki pangsa pasar yang sangat kuat di bisnis pengelolaan menara telekomunikasi. Hal tersebut dinilai akan meningkatkan daya tarik Mitratel saat akan melantai. 

"Selain itu, patut diingat bahwa kapitalisasi 20 BUMN yang sudah melantai di bursa juga punya pengaruh besar terhadap pergerakan IHSG," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper