Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 2 persen pada awal perdagangan Rabu (27/1/2021) seiring dengan masih derasnya sentimen negatif yang membayangi. Bahkan, IHSG sempat meninggalkan level 6.000.
Hingga pukul 09.42 WIB, IHSG anjlok 2,24 persen atau 137,35 poin menjadi 6.002,82. Sepanjang pagi ini, IHSG bergerak di rentang 5.999,98-6.154,6.
Terpantau 45 saham naik, 398 saham koreksi, dan 127 saham stagnan. Saham PT BRI Agroniaga Tbk. (AGRO) dan PT Bank BRisyariah Tbk. (BRIS) menjadi yang anjlok paling dalam masing-masing 7 persen dan 6,95 persen.
Sementara itu, saham induk usahanya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) koreksi 3,01 persen ke level Rp4.510. Saham BBRI menjadi yang paling banyak dilego investor asing dengan net sell Rp67,8 miliar.
Sebelumnya, Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa IHSG saat ini dikelilingi sentimen negatif sehingga wajar pelemahan indeks tidak terbendung.
Dia menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah untuk memperpanjang masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah Jawa-Bali telah memberatkan laju pergerakan IHSG.
Baca Juga
Belum lagi, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di tanah air yang dipastikan menembus 1 juta merupakan sentimen negatif bagi pasar sehingga penurunan indeks juga semakin tidak tertahan.
“Selain itu, kebijakan politik luar negeri Presiden AS Joe Biden yang lebih tegas terhadap China membuat pasar khawatir bahwa hal tersebut bisa berpengaruh terhadap hubungan perdagangan di antara kedua negara memanas,” ujar Nafan kepada Bisnis, Selasa (26/1/2021).
Padahal, hasil perilisan investasi langsung asing (PMA) Indonesia untuk kuartal IV/2020 yang berhasil di atas ekspektasi merupakan katalis positif bagi IHSG yang dapat membantu indeks menguat.
Untuk diketahui, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi di kuartal IV/2020 mencapai Rp214,7 triliun atau tumbuh 3 persen year on year (yoy).
Dari catatan BKPM, PMA tumbuh Rp111,1 triliun atau 51,7 persen dari total investasi 2020. Angka ini naik 5,5 persen (yoy) dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, PMDN tercatat tumbuh 0,7 persen (yoy) menjadi Rp103,6 triliun.
Di sisi lain, pasar juga tengah menanti hasil rapat perdana The Fed untuk tahun ini yang dijadwalkan diselenggarakan pada pekan ini. Pasar menanti komentar Ketua The Fed Jerome Powell terkait arah kebijakan moneternya tahun ini.