Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk., akan memanfaatkan tren suku bunga rendah saat ini untuk me-refinancing utang.
Chief Financial Officer Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan bahwa saat ini pasar obligasi global sedang bagus karena didukung kondisi tren suku bunga yang rendah.
Selain itu, lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menaikkan 2 notch peringkat emiten berkode saham TBIG itu menjadi BBB- (investment grade) dari BB.
“Kedua hal tersebut menjadi alasan TBIG untuk me-refinancing bond kami yang jatuh tempo tahun 2022 berkupon 5,25 persen dengan obligasi baru yang kuponnya hanya 2,75 persen sehingga kami bisa menghemat 2,5 persen biaya bunga,” ujar Helmy saat dihubungi Bisnis, Rabu (27/1/2021).
Oleh karena itu, Helmy menuturkan bahwa perseroan akan fokus untuk refinancing sejumlah utang pada tahun ini untuk memanfaatkan momentum tren suku bunga rendah di pasar saat ini.
Untuk diketahui, TBIG telah mencatatkan penerbitan obligasi global senilai US$300 juta pada 21 Januari 2021 di Bursa Efek Singapura (SGX).
Obligasi itu merupakan surat utang tanpa jaminan yang didahulukan (senior unsecured notes) yang akan jatuh tempo pada 2026 dengan kupon 2,75 persen. Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings memberikan peringkat BBB- untuk obligasi itu.
Dana hasil penerbitan obligasi itu akan digunakan TBIG untuk membayar sebagian saldo terutang dari fasilitas pinjaman revolving senilai US$375 juta, fasilitas pinjaman revolving US$100 juta (Fasilitas B), dan fasilitas pinjaman revolving US$200 juta (Fasilitas RLF tahun 2017).
Namun, jumlah pembiayaan kembali untuk Fasilitas B dan Fasilitas RLF tahun 2017 itu akan tetap tersedia dan dapat dipinjam kembali.
Di lantai bursa, pada penutupan perdagangan Rabu (27/1/2021) TBIG parkir di level Rp2.250 per saham, naik 7,14 persen. Sepanjang tahun berjalan 2021, TBIG telah naik 31,2 persen. Kapitalisasi pasar TBIG tercatat senilai Rp50,98 triliun.