Bisnis.com, JAKARTA — Saham Grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) menguat pada sesi I perdagangan Rabu (20/1/2021). Adapun, saham BCAP menjadi sorotan Ustaz Yusuf Mansur baru-baru ini.
Pada akhir sesi I, saham BCAP naik 3,78 persen atau 7 poin menjadi Rp192. Total transaksi mencapai Rp10,2 miliar dan kapitalisasi pasarnya sejumlah Rp8,18 triliun. Sepanjang tahun berjalan saham BCAP sudah naik 30,61 persen.
Sebelumnya, Yusuf Mansyur kembali menggaungkan mansurmology alias membocorkan pilihan portofolionya ke publik. Kali ini dia tak lagi memilih saham BUMN tapi saham swasta yaitu PT MNC Kapital Indonesia Tbk.
Melalui unggahan video terbaru di akun Instagramnya, @yusufmansurnew, pria yang biasa disapa UYM ini mengajak para pengikutnya untuk mencermati salah satu saham MNC Group yakni PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP).
Dalam video tersebut Yusuf mengaku telah memiliki hubungan baik sejak 2005 dengan MNC Group, salah satunya melalui tayangan sinetron Tukang Bubur Naik Haji, di mana dirinya turut tampil berdakwah.
Dia menyebut MNC Group sebagai perusahaan yang memiliki jasa besar dan bermanfaat bagi publik serta memiliki ekosistem yang lengkap. Lantas dengan alasan tersebut dia mengajak para pengikutnya untuk turut masuk melalui saham BCAP.
Baca Juga
“Saya pingin nih kawan-kawan semua ngeliatin BCAP kemudian masuk ke ekosistem MNC Group lewat MNC Kapital ini dengan kode saham BCAP kemudian pakai mansurmology-nya jangan ngga dipake,” kata Yusuf Mansur dalam video itu, seperti dikutip Bisnis, Selasa (19/1/2021).
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia angkat bicara mengenai tren “influencer” saham yang dilakukan oleh beberapa tokoh publik di media sosial, termasuk seperti yang kerap dilakukan Yusuf Mansur.
Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan portofolio saham yang diumbar oleh tokoh publik belakangan ini sebagai fenomena baru seiring dengan meningkatnya transaksi dari investor ritel.
“Di satu pihak kami menyambut positif influencer seperti mereka namun juga perlu mengingatkan mereka akan tanggung jawab moral untuk para pengikutnya,” kata Laksono, awal bulan ini.
Laksono menjelaskan otoritas Bursa juga akan mengingatkan para tokoh publik tersebut tentang potensi tuntutan hukum dari para pengikutnya apabila ada yang merasa dikecewakan.