Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun berbeda pendapat terkait saham emiten BUMN Karya dengan Lo Kheng Hong, Ustaz Yusuf Mansur kini mengikuti jejaknya dan merekomendasikan saham MNC Group.
Yusuf Mansur kembali menggaungkan mansurmology alias membocorkan pilihan portofolionya ke publik. Kali ini dia tak lagi memilih saham BUMN tapi saham swasta yaitu PT MNC Kapital Indonesia Tbk.
Melalui unggahan video terbaru di akun Instagramnya, @yusufmansurnew, pria yang biasa disapa UYM ini mengajak para pengikutnya untuk mencermati salah satu saham MNC Group yakni PT MNC Kapital Tbk. (BCAP).
Dalam video tersebut Yusuf mengaku telah memiliki hubungan baik sejak 2005 dengan MNC Group, salah satunya melalui tayangan sinetron Tukang Bubur Naik Haji, di mana dirinya turut tampil berdakwah.
Dia menyebut MNC Group sebagai perusahaan yang memiliki jasa besar dan bermanfaat bagi publik serta memiliki ekosistem yang lengkap. Lantas dengan alasan tersebut dia mengajak para pengikutnya untuk turut masuk melalui saham BCAP.
“Saya pingin nih kawan-kawan semua ngeliatin BCAP kemudian masuk ke ekosistem MNC Group lewat MNC Kapital ini dengan kode saham BCAP kemudian pakai mansurmology-nya jangan ngga dipake,” kata Yusuf Mansur dalam video itu, seperti dikutip Bisnis, Selasa (19/1/2021)
Baca Juga
Pria berusia 44 tahun ini menegaskan bahwa dirinya hanya memberi tahu pilihan sahamnya dan tidak bertanggung jawab atas kputusan para pengikutnya jika mengikuti pilihannya. Dia berdalih hanya memberikan cara paling mudah untuk memiliki sebuah perusahaan.
Yusuf Mansyur kali ini mengikuti langkah investor kondang Indonesia Lo Kheng Hong yang sudah merekomendasikan sejumlah saham media yang sempat dianggap berada pada level harga murah untuk dapat dikoleksi.
Dari sisi valuasi empat saham emiten media utama di Bursa Efek Indonesia, Lo Kheng Hong menunjukkan terdapat dua saham yang memiliki rasio price to book value (PBV) relatif murah yaitu MNCN dan BMTR.
Saham PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) memiliki PBV sebesar 1,33 kali, saham PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) memiliki PBV sebesar 0,45 kali. Sementara itu, PBV saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) tercatat sebesar 6,39 kali dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) sebesar 8,23 kali.
Rasio PBV merupakan perbandingan harga saham dibandingkan dengan nilai buku. PBV rendah sering dijadikan indikator mencari saham yang murah atau undervalued. Investor pun disarankan untuk mencari saham dengan PBV yang lebih rendah daripada rata-rata PBV dalam industri sejenis.
“Kalau saya punya saham SCMA pasti saya tukar dengan MNCN yang valuasinya jauh lebih murah. Kalau saya punya saham EMTK pasti saya tukar dengan saham BMTR yang valuasinya jauh lebih murah,” kata Lo pada 16 Desember 2020.