Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksi penerbitan surat utang tahun ini akan lebih ramai pada semester I/2021.
Analis Pefindo Niken Indriarsih memproyeksi penerbitan surat utang pada tahun ini akan ramai terjadi pada paruh pertama tahun ini. Hal itu disebabkan jatuh tempo surat utang 2021 mayoritas terjadi pada paruh kedua tahun ini.
“Secara historis juga penerbitan surat utang ramai di kuartal II,” ujar Niken, Selasa (19/1/2021).
Adapun, hingga 18 Januari 2021 Pefindo telah mengantongi mandat penerbitan surat utang sebanyak Rp32,2 triliun yang terdiri atas 29 emiten. Secara sektoral, pembiayaan masih menjadi kontributor utama dengan total rencana emisi Rp8,2 triliun dari tiga emiten.
Namun, rencana emisi terbanyak dari properti, yaitu sebanyak lima emiten berencana emisi surat utang dengan nilai Rp6,5 triliun.
Berdasarkan jenis, rencana penawaran umum berkelanjutan menjadi kontributor utama dengan rencana emisi Rp9,5 triliun, disusul oleh MTN dengan rencana emisi sebesar Rp8,12 triliun, dan sukuk sebesar Rp7,31 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, Pefindo memproyeksikan penerbitan surat utang pada 2021 mencapai Rp140,77 triliun.
Head of Economic Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan bahwa jumlah surat utang yang akan jatuh tempo pada 2021 cukup besar, yaitu mencapai Rp121 triliun.
Hal tersebut akan menjadi pendorong emiten untuk mengemisi surat utang baru untuk keperluan refinancing.
“Secara moderat, kami baru bisa proyeksi kemungkinan penerbitan surat utang korporasi pada 2021 sebesar Rp140,77 triliun termasuk obligasi, MTN, dan surat utang EBA,” ujar Fikri.
Angka proyeksi tersebut lebih besar daripada realisasi emisi surat utang korporasi sepanjang 2020. Kondisi pasar seiring dengan pertumbuhan ekonomi tahun ini diharapkan membaik sehingga dapat mendorong emiten percaya diri menerbitkan surat utang.
Adapun, pada tahun lalu, total penerbitan surat utang hanya mencapai Rp96,6 triliun. Dari total tersebut, penerbitan obligasi masih terbesar yaitu mencapai Rp80,05 triliun, diikuti emisi sukuk sebesar Rp7,89 triliun, dan Rp6,75 triliun,