Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Proyeksi Emisi Surat Utang 2021 Capai Rp140,77 Triliun

Secara moderat, Pefindo memproyeksikan kemungkinan penerbitan surat utang korporasi pada 2021 sebesar Rp140,77 triliun termasuk obligasi, MTN, dan surat utang EBA
Logo PT Pemeringkat Efek Indonesia./Pefindo
Logo PT Pemeringkat Efek Indonesia./Pefindo

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksi penerbitan surat utang pada 2021 mencapai Rp140,77 triliun.

Head of Economic Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan bahwa jumlah surat utang yang akan jatuh tempo pada 2021 cukup besar, yaitu mencapai Rp121 triliun.

Hal tersebut akan menjadi pendorong emiten untuk mengemisi surat utang baru untuk keperluan refinancing.

“Secara moderat, kami baru bisa proyeksi kemungkinan penerbitan surat utang korporasi pada 2021 sebesar Rp140,77 triliun termasuk obligasi, MTN, dan surat utang EBA,” ujar Fikri dalam Pefindo Update, Selasa (19/1/2021).

Angka proyeksi tersebut lebih besar daripada realisasi emisi surat utang korporasi sepanjang 2020. Kondisi pasar seiring dengan pertumbuhan ekonomi tahun ini diharapkan membaik sehingga dapat mendorong emiten percaya diri menerbitkan surat utang.

Adapun, pada tahun lalu, total penerbitan surat utang hanya mencapai Rp96,6 triliun. Dari total tersebut, penerbitan obligasi masih terbesar yaitu mencapai Rp80,05 triliun, diikuti emisi sukuk sebesar Rp7,89 triliun, dan Rp6,75 triliun,

Secara sektoral, sektor multifinance masih mendominasi penerbitan surat utang dengan total emisi sebesar Rp14,35 triliun, disusul sektor lembaga keuangan khusus sebesar Rp12,28 triliun, dan sektor finansial sebesar Rp9,93 triliun.

Kemudian, sektor pulp and paper mengekor dengan total emisi sebesar Rp8,84 triliun dan sektor power dan energi yang mencapai Rp8,54 triliun.

Di sisi lain, Fikri menilai minat risiko dari investor masih akan positif yang diproyeksi bertahan hingga semester I/2021.

Namun, Fikri menjelaskan bahwa risiko adanya perebutan likuiditas di pasar keuangan tetap tidak akan terjadi. Hal tersebut karena likuiditas di pasar masih cukup baik sehingga perebutan dana dari masing-masing instrumen surat utang, atau dari emisi rights issue, hingga surat berharga negara (SBN) tidak ada.

“Kami lihat, menarik atau tidaknya sesuai dengan risk apetite dari masing-masing investor,” ujar Fikri.

Sementara itu, Analis Pefindo Niken Indriarsih memproyeksi penerbitan surat utang pada tahun ini akan ramai terjadi pada paruh pertama tahun ini. Hal itu disebabkan jatuh tempo surat utang 2021 mayoritas terjadi pada paruh kedua tahun ini.

“Secara historis juga penerbitan surat utang ramai di kuartal II,” ujar Niken.

Adapun, hingga 18 Januari 2021 Pefindo telah mengantongi mandat penerbitan surat utang sebanyak Rp32,2 triliun yang terdiri atas 29 emiten. Secara sektoral, pembiayaan masih menjadi kontributor utama dengan total rencana emisi Rp8,2 triliun dari tiga emiten.

Namun, rencana emisi terbanyak dari properti, yaitu sebanyak lima emiten berencana emisi surat utang dengan nilai Rp6,5 triliun.

Berdasarkan jenis, rencana penawaran umum berkelanjutan menjadi kontributor utama dengan rencana emisi Rp9,5 triliun, disusul oleh MTN dengan rencana emisi sebesar Rp8,12 triliun, dan sukuk sebesar Rp7,31 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper