Bisnis.com, JAKARTA – PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) mengincar jumlah pelanggan sebanyak 40 juta sepanjang tahun ini, naik 33 persen dibandingkan dengan realisasi pada 2020.
Deputi CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan selama ini perseroan selalu menunjukkan pertumbuhan jumlah pelanggan di atas rata-rata industri. Tahun lalu, jumlah pelanggan perseroan mencapai hampir 30 juta per Desember 2020. Walhasil, dengan target 40 juta, emiten bersandi saham FREN ini membidik tambahan pelanggan baru 10 juta atau naik 33 persen.
Djoko menyebut, tahun lalu jumlah pelanggan perseroan naik 6,5 juta dibandingkan dengan posisi 2019 sebanyak 23,5 juta pelanggan. Menurut Djoko, pertumbuhan tersebut merupakan pencapaian positif di tengah kondisi pandemi Covid-19.
“Kami akan memperkuat jaringan, promosi, terobosan sehingga kami yakin bisa mencapai harapan tersebut,” kata Djoko kepada Bisnis.com, beberapa waktu lalu.
Djoko menambahkan dalam mengejar target tersebut, Smartfren menyiapkan sejumlah strategi, termasuk mengerahkan seluruh lini untuk berfokus pada pertumbuhan pelanggan. Dia menegaskan, semua lini baka dikerahkan untuk menunjang target pelanggan baru.
Kendati demikian, Djoko menegaskan bahwa upaya mendongkrak pelanggan dilakukan sesuai peraturan yang berlaku. Smartfren akan menindak tegas tenaga pemasar yang menghalalkan berbagai cara dalam menambah jumlah pelanggan, termasuk aktivasi kartu SIM yang tidak sesuai dengan prosedur.
Baca Juga
Untuk diketahui, salah satu syarat dalam mengaktifkan kartu SIM adalah mencantumkan nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor kartu keluarga (NOK) milik pengguna. Tanpa memenuhi persyaratan maka aktivasi kartu tak akan berhasil
“Kami tidak mendorong pasar untuk melakukan itu. Kami telah mengedukasi mereka untuk tidak melakukan aktivasi melalui NIK dan NOK bukan milik sendiri. Kami terstruktur seandainya ada yang ketahuan akan kami pecat,” ujarnya.
Hingga pukul 14.06 WIB, saham Smartfren terpantau naik 1,47 persen ke level 69. Saham FREN bergerak di rentang 67-72 dan diperdagangkan sebanyak 540 juta lembar senilai Rp37,42 miliar.