Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Rencana Ekspansi Sejumlah Emiten Farmasi pada 2021

Beberapa emiten menyiapkan belanja modal yang cukup tinggi, tetapi terdapat pula yang tidak menyiapkan belanja modal secara khusus pada 2021.
Petugas menata vaksin Covid-19 Sinovac di lemari pendingin gudang Instalasi Farmasi, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Petugas menata vaksin Covid-19 Sinovac di lemari pendingin gudang Instalasi Farmasi, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten farmasi menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) cukup tinggi dalam menghadapi pemulihan ekonomi dan vaksinasi Covid-19. Namun, terdapat pula yang memilih melakukan belanja modal rutin saja pada 2021.

Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius menuturkan secara anggaran pihaknya sudah menyiapkan belanja modal sebesar Rp1 triliun yang bersumber dari kas internal. Dana ini fokusnya untuk menyelesaikan investasi yang sebelumnya sudah dilakukan.

"Capex 2021 dianggarkan sekitar Rp1 triliun sumber dana kas internal dan untuk penambahan kapasitas produksi di Cikarang dan Pulogadung, pabrik baru untuk obat resep, sarana distribusi dan logistik, dan infrastruktur digital" ungkapnya kepada Bisnis, Senin (18/1/2021).

Selain itu, dana Rp1 triliun tersebut digunakan emiten berkode saham KLBF itu guna menuntaskan pembangunan pabrik obat bebas atau over the counter (OTC) di Myanmar. Ekspansi tersebut akan menambah pabrik perseroan di luar negeri setelah sebelumnya di Nigeria.

Myanmar menjadi pasar potensial emiten berkode saham KLBF tersebut. Pasalnya, negara itu memiliki jumlah penduduk yang banyak serta masih membutuhkan obat kategori OTC.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) Ganti Winarno menuturkan belanja modal anggota holding BUMN farmasi tersebut sebesar Rp500 miliar. Dana tersebut dipakai untuk pengembangan bisnis organik KAEF.

"Belanja modal tahun 2021 sekitar Rp500 miliar yang digunakan untuk penguatan dan pengembangan bisnis organik KAEF antara lain pengembangan produk dan bisnis organik," ungkapnya kepada Bisnis.

Dia melanjutkan modal tersebut juga digunakan untuk pemenuhan regulasi khususnya untuk fasilitas produksi serta penguatan layanan kesehatan yang dilakukan KAEF baik ritel, klinik, maupun laboratorium klinik.

Di sisi lain, PT Phapros Tbk. (PEHA) mengungkapkan belum ada rencana  belanja modal atau capital expenditure (capex) yang signifikan pada 2021 ini. Pasalnya, perseroan sudah melakukan ekspansi capex pada 2017 dan 2018.

Sekretaris perusahaan Phapros Zahmilia Akbar menuturkan pada 2021 ini PEHA hanya mengalokasikan investasi pada hal-hal yang bersifat rutin, belum pada yang bersifat ekspansif.

"Tahun ini memang Phapros hanya alokasikan untuk investasi yang sifatnya rutin, serta untuk memenuhi syarat Cara Pembuatan Obat yang Baik [CPOB] saja," ujarnya kepada Bisnis.

Dia menuturkan belanja modal minim ini mengingat pada 2017 dan 2018 lalu, PEHA sudah berinvestasi cukup besar untuk peningkatan kapasitas produksi hingga dapat memenuhi kebutuhan 5 tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper