Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Siap Unjuk Gigi Jelang Pelantikan Joe Biden

Rupiah diprediksi melemah terlebih dahulu pada sesi pembukaan pekan ketiga Januari 2020 sebelum rebound berkat dorongan sejumlah katalis positif.
Karyawan merapikan uang dolar dan rupiah di Kantor Cabang Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (14/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan merapikan uang dolar dan rupiah di Kantor Cabang Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (14/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah diproyeksi kian bertenaga pada perdagangan pekan depan di tengah sejumlah agenda ekonomi pekan depan.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,278 persen parkir di level Rp14.020 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat (15/1/2021). Kinerja itu membuat rupiah menjadi satu-satunya nilai tukar yang terapresiasi melawan dolar AS di antara mata uang Asia lainnya.

Selain itu, sepanjang tahun berjalan 2021 rupiah berada di posisi keempat mata uang Asia dengan kinerja terbaik yaitu menguat 0,214 persen. Kinerja rupiah tepat di bawah dolar Taiwan yang naik 0,24 persen, yuan offshore yang naik 0,27 persen, dan yuan renminbi yang naik 0,71 persen.

Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak naik 0,59 persen ke posisi 90,772.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa mata uang Garuda kemungkinan membuka perdagangan pekan depan melemah imbas dolar AS yang kuat.

Namun, rupiah akan kembali rebound seiring dengan banyaknya katalis positif yang mendukungnya pada pekan ini.

“Fokus pasar masih akan tertuju pada optimisme penggelontoran stimulus The Fed dan Pemerintah AS yang akan melemahkan dolar AS, belum lagi pekan depan Joe Biden akan resmi dilantik,” ujar Ibrahim kepada Bisnis, Minggu (17/1/2021).

Untuk diketahui, pasangan Joe Biden dan Kamala Harris yang menang dalam laga pemilihan umum AS akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS pada Rabu (20/1/2021).

Pasar menyambut baik rencana tersebut karena akan menstabilkan kondisi politik AS dan meningkatkan minat investor untuk mengumpulkan aset berisiko, termasuk rupiah, dan menjauh dari dolar AS.

Namun, pergerakan rupiah pada pekan depan tidak serta merta luput dari katalis negatif. Data ekonomi AS yang dirilis positif dapat menjadi pijakan baik bagi dolar AS untuk menguat sehingga melemahkan rupiah.

Ibrahim memprediksi rupiah berada di kisaran Rp14.000-Rp14.050 per dolar AS pada perdagangan Senin (18/1/2021). Sementara itu, untuk sepanjang pekan depan rupiah diproyeksi berada di kisaran Rp13.800 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper