Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun tajam lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Jumat (15/1/2021) atau Sabtu pagi WIB mencatat penurunan mingguan kedua berturut-turut karena nilai tukar dolar AS melanjutkan kenaikannya.
Mengutip Antara, kenaikan kurs dolar membayangi daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi setelah presiden terpilih AS mengusulkan paket stimulus baru US$1,9 triliun.
Pada penutupan perdagangan Jumat (15/1/2021) atau Sabtu pagi WIB, harga emas spot koreksi 0,98 persen atau 18,08 poin menjadi US$1.828,45 per troy ounce. Harga emas Comex kontrak Februari 2021 turun 1,16 persen atau 21,5 poin menuju US$1.829,9 per troy ounce.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, berada di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober 2020, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Serangan penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil (obligasi) AS telah memicu koreksi jangka pendek," kata Analis Standard Chartered, Suki Cooper.
"Pasar emas terjebak di antara pembelian jangka panjang didukung ekspektasi inflasi yang meningkat karena langkah-langkah stimulus, tetapi penjualan karena dolar telah melambung dan kekhawatiran atas pengurangan pelonggaran kuantitatif (QE) terwujud."
Baca Juga
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun bertahan mendekati level tertinggi 10-bulan yang disentuh awal pekan ini.
"Pemerintahan Biden akan mendukung agenda pengeluaran yang jauh lebih ekspansif dari sebelumnya," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.
"Tapi sepertinya ketahanan dolar yang terus berlanjut dalam jangka pendek dan kekhawatiran untuk imbal hasil yang lebih tinggi memicu likuidasi stabil dalam emas."
Presiden terpilih AS Joe Biden pada Kamis (14/1/2021) menguraikan proposal paket stimulus US$1,9 triliun. Biden mulai menjabat Rabu depan (20/1/2021).
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang dapat dihasilkan dari stimulus yang meluas, lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini telah menantang status tersebut karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Di sisi teknis, emas memiliki level dukungan yang kuat di sekitar US$1.775, dan penurunan ke level itu dapat memicu pembelian lagi, kata Michael Matousek, kepala pedagang di Investor Global AS.
Sementara logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 93,6 sen atau 3,63 persen menjadi ditutup pada 24,866 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April anjlok 36,5 dolar AS atau 3,24 persen menjadi menetap di 1.089,9 dolar AS per ounce.