Bisnis.com, JAKARTA — PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) mencetak pertumbuhan dana kelolaan sepanjang 2020. Produk reksa dana pasar uang disebut menjadi kontributor terbesarnya.
Direktur Utama MMI Alvin Pattisahusiwa mengatakan di tengah tantangan yang terjadi sepanjang 2020, MMI masih mampu mencatatkan pertumbuhan nilai aktiva bersih (NAB) secara konsolidasian sebesar 16,6 persen year-on-year (yoy).
Baca Juga
“Dengan pertumbuhan paling tinggi dari berasal dari Reksa Dana Pasar Uang yang tumbuh 52,3 persen,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.
MMI belum merilis berapa nilai total NAB konsolidasiannya untuk 2020. Namun, sebagai gambaran, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 30 Desember 2020, NAB MMI adalah Rp49,29 triliun, jumlah itu khusus untuk produk reksa dana dan tidak termasuk produk alternatif investasi.
Lebih lanjut, Alvin menjelaskan pertumbuhan NAB perseroan pada 2020 sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan subscription atau pembelian unit reksa dana dengan total net subscription sebesar Rp2,9 triliun, dengan porsi terbesar berasal dari reksa dana pasar uang.
“Sejalan dengan tingginya likuiditas di pasar dan sentimen investor yang masih cenderung defensif, sehingga alokasi banyak yang condong ke reksa dana pasar uang,” katanya.
Sementara itu, dari sisi kenaikan nilai aset, terdapat positive market impact sebesar Rp1,3 triliun yang sebagian besar berasal dari reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang.
Alvin memproyeksi 2021 akan menjadi tahun perbaikan di pasar, sehingga harapannya NAB akan dapat tumbuh lebih baik lagi. Dia menargetkan dana kelolaan MMI secara konsolidasian dapat tumbuh 8 persen untuk total produk reksa dana dan produk alternatif investasi lainnya.