Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan pada sesi I perdagangan Jumat (15/1/2021) seiring dengan aksi jual investor asing.
Pada akhir sesi I, IHSG koreksi persen 0,84 persen atau 53,68 poin menjadi 6.374,63. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 6.373,13-6.472,31.
Terpantau saham 147 menguat, 308 saham koreksi, dan 155 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp13,8 triliun.
Investor asing mencatatkan net sell Rp119,71 miliar jelang penutupan. Saham BBRI dan BBCA menjadi yang paling banyak di lepas investor asing dengan net sell Rp89,3 miliar dan Rp32,5 miliar.
Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan kejenuhan membayangi investor di saat mayoritas saham-saham telah menguat optimis.
Secara teknikal IHSG membentuk pola tweezers top setelah terkoreksi dan mengonfirmasi pola candlestick nothern star.
Baca Juga
“Indikator stochastic membentuk pola dead-cross pada area overbought dengan indikasi terkoreksi lanjutan di akhir pekan. Sehingga kami perkirakan IHSG berpotensi melemah,” ungkap Lanjar dalam risetnya yang diterima Bisnis, Kamis (14/1/2021).
Reliance Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak dalam rentang support 6.380 dan resistance 6.465.
Pada perdagangan kemarin Kamis (14/1/2021), IHSG ditutup terkoreksi tipis 0,1 persen ke level 6,428. Tim analis MNC Sekuitas menyebutkan harap diperhatikan dan diwaspadai akan pergerakan IHSG yang rentan terkoreksi.
"Karena kami memperkirakan pergerakan IHSG saat ini sudah berada di akhir wave [iii] dari wave 5," paparnya dalam publikasi riset, Jumat (15/1/2021).
Hal ini berarti, ada potensi IHSG koreksi dahulu untuk membentuk wave [iv] dengan rentang koreksi di level 6,280-6,350. Level support 6,350, 6,200, sedangkan level resistance 6,460, 6,580.
Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus sebesar US$2,1 Miliar pada Desember 2020.
Surplus ini didapatkan dari pengurangan nilai ekspor yang mencapai sebesar US$16,54 miliar dan impor sebesar US$14,44 miliar pada periode Desember 2020.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pada periode tersebut kinerja ekspor tumbuh sebesar 8,39 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Sementara secara tahunan, ekspor mengalami peningkatan yang tinggi, yaitu sebesar 14,63 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).