Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden Umumkan Stimulus Jumbo, Bursa Asia Menghijau

Perhatian pasar hari ini tertuju pada paket stimulus Biden yang dinamakan American Rescue Plan. Pengumuman rencana teresbut terjadi ditengah lonjakan penyebaran virus corona yang membuat sejumlah pemerintah daerah kembali memberlakukan lockdown.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia membuka perdagangan hari ini di zona hijau setelah pelaku pasar mencermati paket stimulus senilai US$1,9 triliun yang diluncurkan oleh Presiden Terpilih AS, Joe Biden

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (15/1/2021), indeks Topix Jepang dibuka stagnan. Sedangkan, indeks Kospi Korea Selatan terpantau naik 0,7 persen, dan indeks ASX 200 Australia menguat 0,2 persen.

Perhatian pasar hari ini tertuju pada paket stimulus Biden yang dinamakan American Rescue Plan. Pengumuman rencana teresbut terjadi ditengah lonjakan penyebaran virus corona yang membuat sejumlah pemerintah daerah kembali memberlakukan lockdown.

Pelaku pasar berharap bahwa pemulihan ekonomi tahun ini akan dapat menutupi valuasi saham yang masih rendah. Mereka juga masih mengharapkan adanya paket stimulus tambahan dari Amerika Serikat dan pengendalian penyebaran virus corona dengan kehadiran vaksin.

Fund Manager Aviva Investors Susan Schimdt mengatakan, Biden menyadari bahwa pemberian paket stimulus tidak bisa hanya dilakukan satu kali. Menurutnya, pasar memerlukan dukungan yang berkelanjutan untuk dapat pulih.

"Pasar menyadari betul bahwa akan ada paket stimulus lanjutan yang akan disesuaikan dengan kebutuhan," jelasnya dikutip dari Bloomberg.

Sementara itu, Gubernur The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, mengatakan pihaknya tidak akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Powell juga menambahkan akan memberi informasi lebih lanjut apabila The Fed memutuskan untuk mengurangi pembelian obligasi. Komentar Powell membuat pergerakan kurva imbal hasil obligasi semakin curam .

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump memasukkan Xiaomi Corp ke dalam daftar hitam (blacklist) seiring dengan hubungan perusahaan tersebut ke militer China. Pada saat yang sama, Trump juga memasukkan China National Offshore Oil Corp dalam daftar itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper