Bisnis.com, JAKARTA – Emiten menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk. membidik kenaikan pendapatan sebesar 8 persen pada 2021.
Target tersebut relatif lebih rendah dibandingkan revisi naik target pendapatan pada 2020 yang sebesar 14 persen – 15 persen secara tahunan.
Wakil Direktur Sarana Menara Nusantara Adam Ghifari mengatakan pada tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 8 persen dibandingkan 2020.
Apabila target kenaikan pendapatan 14 persen – 15 persen tercapai pada 2020 menjadi Rp7,35 triliun – Rp7,41 triliun, emiten dengan kode saham TOWR tersebut sama dengan mengincar pendapatan senilai Rp7,93 triliun – Rp8 triliun tahun ini.
“Anggaran tersebut optimistis dapat dicapai dengan pertumbuhan organik seiring dengan kebutuhan masyarakat atas layanan internet yang masih tumbuh serta banyaknya daerah di Indonesia yang saat ini belum mendapat layanan 4G,” kata Adam, Selasa (12/1/2021).
Untuk merealisasikan target tersebut, TOWR akan mengeluarkan belanja modal sekitar Rp3,25 triliun pada tahun ini.
Adam tak menutup kemungkinan capital expenditure tersebut dapat dinaikkan apabila rencana investasi para operator telekomunikasi yang membutuhkan infrastruktur telekomunikasi juga meningkat dari perkiraan di anggaran ini.
Adapun, sekitar 40 persen dari capex akan digunakan emiten Grup Djarum ini untuk pengembangan usaha nonmenara seperti fiberisasi menara dan konektivitas.
“Tahun 2020 yang telah berlalu diperkirakan akan berakhir dengan pertumbuhan yang baik dan sesuai rencana seperti telah diberitakan sebelumnya,” imbuh Adam.
Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III/2020, TOWR membukukan pendapatan senilai Rp5,55 triliun atau naik 19,34 persen dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu Rp4.65 triliun.
Sementara itu, laba mengalami kenaikan 19,49 persen secara tahunan menjadi Rp1,90 triliun.
Di lantai bursa, saham emiten menara milik Grup Djarum ini ditutup turun 1,04 persen menjadi Rp955 per saham. Sejak awal tahun, harga menguat 29,05 persen dengan kapitalisasi pasar Rp48,72 triliun.