Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Hari Ini, 11 Januari 2020

Harga emas tertekan akibat kondisi politik AS yang mulai stabil pascaperalihan kekuasaan dari Donald Trump ke Joe Biden. Kenaikan indeks dolar dan popularitas aset kripto juga menjadi sentimen negatif bagi laju logam mulia.
Tumpukan emas batangan./Bloomberg
Tumpukan emas batangan./Bloomberg
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mulai merosot seiring dengan kondisi politik di Amerika Serikat yang mulai kondusif sebagai dampak transisi kekuasaan. Namun, harga emas masih berpotensi naik dalam beberapa waktu ke depan. Ekspektasi inflasi adalah kunci.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot turun 3,39 persen ke level US$1.849,1 per troy ounce. Harga emas berjangka Comex juga melorot 4,09 persen ke posisi US$1.835,40 per troy ounce. 

Untuk diketahui, Partai Demokrat berhasil menguasai Senat setelah mendapat dua kursi dalam pemilihan di negara bagian Georgia. Hal ini membuat agenda stimulus ke depan berpeluang semakin mulus.

Sejak Presiden AS Donald Trump telah menyetujui transisi kekuasaan yang teratur, ada beberapa "aksi ambil untung sementara," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.

Kepala Investasi The Money Stocks Gareth Soloway mengatakan tekanan aksi jual pada aset emas bisa menjadi kesempatan investor untuk mengoleksi emas. Pasalnya, potensi kenaikan ke depan masih bisa terjadi.

Komentar Soloway merespons laporan ketenagakerjaan AS yang menunjukkan ada 140.000 pekerjaan yang hilang pada Desember 2020, terbesar sejak pandemi.Akibatnya, ekspektasi inflasi turun karena laporan pekerjaan melemah.

Kepala Riset Nirmal Bang Commodities Kunal Shah mengatakan, kenaikan dolar AS kemungkinan masih akan berlanjut dan terus mempengaruhi pergerakan harga emas.

“Nilai dolar AS diprediksi masih terus menguat diikuti oleh kenaikan imbal hasil US Treasury. Kenaikan tersebut disebabkan oleh sikap pasar yang mengantisipasi kenaikan tingkat suku bunga seiring dengan prospek pemulihan ekonomi,” jelasnya.

Analis Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan, selain faktor kenaikan yield US Treasury, pelemahan harga emas juga disebabkan oleh naiknya popularitas bitcoin.  Ia menjelaskan, tren investor spekulatif saat ini lebih ke bitcoin yang hIngga akhir pekan terus mencatat kenaikan harga sehingga mengalahkan ketertarikan terhadap emas.

16:12 WIB
Emas Spot Berbalik Menguat

Harga emas spot naik tipi 0,10 persen ke posisi US$1.850,84 per ounce. Sementara itu emas berjangka Comex mulai menggeliat dengan kenaikan 0,74 persen ke posisi US$1.848,9 per troy ounce. Indeks dolar di sisi lain terpantau naik 0,23 persen ke level 90,31.

14:27 WIB
Emas Comex Berbalik Menguat

Emas berjangka Comex berbalik menguat, naik 0,70 persen ke posisi US$1.848,30 per troy ounce. emas spot di sisi lain turun tipis 0,09 persen ke level US$1.847,34.

10:36 WIB
Duh Gusti, Emas Comex Juga Amblas

Harga emas berjangka Comex kontrak Februari 2021 turun 0,32 persen ke level US$1.829,5 per troy ounce. Emas spot di sisi lain turun 0,87 persen ke level US$1.832,86 per troy ounce.

08:27 WIB
Emas Spot Amblas

Harga emas spot amblas 1,39 persen ke level US$1.823,33 per troy ounce. Emas Comex berjangka terpantau masih mencetak kenaikan tipis 0,10 persen ke level US$1.837,20 per troy ounce.

07:11 WIB
Emas Spot Turun, Emas Comex Naik

Harga emas spot turun 0,10 persen ke level US$1.847,11 per troy ounce. Emas berjangka Comex naik 0,49 persen ke level US$1.844,40 per troy ounce.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper