Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat pada Jumat (8/1/2021) seiring dengan rilis data cadangan devisa dan masuknya dana investor asing.
Hingga akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG naik 1,66 persen atau 102,04 poin menjadi 6.255,67. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 6.190,1-6.261,74.
Saat preopening, IHSG naik 0,61 persen atau 37,31 poin menjadi 6.190,95. Dari seluruh Indeks LQ45, sejumlah 38 saham menguat, dan 7 stagnan.
Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 0,87 persen atau 53,83 poin menjadi 6.207,46. Terpantau 208 saham menguat, 22 saham koreksi, dan 153 saham stagnan.
Investor asing cenderung masuk dengan net buy Rp661,58 miliar. Saham BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi buruan utama, dengan net buy masing-masing Rp330,7 miliar dan Rp155,2 miliar.
Saham TLKM naik 5,6 persen, dan BBRI meningkat 1,64 persen. Selanjutnya, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengalami net buy Rp91,3 miliar, dan sahamnya naik 0,93 persen.
Baca Juga
Presiden Direktur Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya memperkirakan IHSG bakal bergerak di rentang 5.944 - 6.202 pada perdagangan hari ini. Dia menyebut, pergerakan IHSG terlihat kembali menunjukkan penguatan jangka pendek.
William menyebut, jika IHSG dapat menembus level resisten terdekat, peluang kenaikan jangka pendek masih terbuka lebar. Pasar pun menantikan rilis data cadangan devisa.
“Sentimen dari jelang rilis data perekonomian cadangan devisa pada hari ini disinyalir masih berada dalam kondisi stabil akan turut mewarnai pergerakan IHSG,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (7/1/2021).
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2020 sebesar US$135,9 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2020 sebesar US$133,6 miliar.
Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.