Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melejit Signifikan, Saham Indosat (ISAT) Digembok Bursa

Penghentian perdagangan sementara atau suspensi saham itu dilakukan karena saham emiten berkode ISAT tersebut mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
Warga beraktivitas di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga beraktivitas di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia mengunci sementara perdagangan saham PT Indosat Tbk. mulai hari ini, Jumat (8/1/2021).

Dalam pengumuman di laman resmi BEI, penghentian perdagangan sementara atau suspensi saham itu dilakukan karena saham emiten berkode ISAT tersebut mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

“PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham,” tulis BEI, dikutip Jumat (8/1/2021).

Adapun, penghentian sementara perdagangan ISAT dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai.

Investor pun diminta mengambil waktu untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada sebelum menempatkan investasinya.

Pada penutupan perdagangan Kamis (7/1/2021), saham ISAT ditutup naik 8,26 persen ke posisi Rp5.900 per saham, setelah mengalami koreksi dua hari perdagangan berturut-turut. Namun, pada perdagangan Senin (4/1/2021) saham ISAT melejit 14,85 persen.

Selain itu, dalam satu bulan terakhir saham ISAT juga meroket 128,68 persen. Melesatnya saham ISAT tak lepas dari informasi terkait rencana merger dengan Hutchison 3.

Analis saham MNC Securitas Victoria Venny, menilai aksi korporasi di industri telekomunikasi merupakan langkah yang bagus bagi kedua perusahaan tersebut. Kerja sama antara Indosat dan Hutchison 3 Indonesia (H3I) dinilai akan bermuara ke merger atau akuisisi.

Bagi industri telekomunikasi nasional, tuturnya, terjadi konsolidasi atau pengurangan jumlah operator selular di Indonesia sehingga potensi perang harga dapat berkurang sekaligus menggairahkan persaingan usaha yang sehat.

"Dengan perang harga seperti saat ini membuat industri telekomunikasi semakin berat. Dengan memasuki era digital seperti saat ini, justru yang dibutuhkan adalah user experience yang baik seperti kualitas layanan data yang handal dan coverage yang luas. Sehingga kompetisi dengan perang harga untuk saat ini sudah tidak valid lagi," katanya, Rabu (6/1/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper