Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan data center PT DCI Indonesia Tbk. resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (6/1/2021) melalui skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Perseroan melepas sejumlah 357.561.900 saham baru atau setara dengan 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan, dengan harga penawaran sebesar Rp 420 per saham.
Adapun, emiten yang menggunakan kode ticker DCII ini menjadi emiten kedua yang mencatatkan sahamnya di bursa pada 2021 ini. Emiten yang menunjuk PT Buana Capital Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek ini juga menjadi emiten ke 742 di BEI.
CEO DCI Indonesia Toto Sugiri menjelaskan langkah perusahaan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO merupakan bagian dari strategi perseroan untuk melanjutkan kinerja perusahaan yang sampai Desember 2020 mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif.
Toto optimistis dengan prospek bisnis data center yang digeluti perseroan di tengah pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang sedang melesat, ditambah teknologi cloud yang tumbuh secara eksponensial, yang telah mendorong permintaan terhadap fasilitas data center hyperscale di Indonesia akhir-akhir ini.
Lebih lanjut, Toto menjelaskan, pasar data center ini diperkirakan memiliki total kapasitas 72,5 MW sampai akhir tahun 2020 dan menurut proyeksi Structure Research akan terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 22,3 persen selama lima tahun ke depan.
Baca Juga
“Bahkan hingga hari ini, kami terus merasakan permintaan pasar yang kuat dari pelanggan lokal maupun pelaku bisnis global yang ingin memasuki pasar Indonesia,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (6/1/2021)
Adapun, dia juga menyebut dana lebih dari Rp150 miliar yang terkumpul dari IPO ini sebagian besarnya akan digunakan untuk belanja modal yakni sekitar 80 persen dan sisanya untuk modal kerja perseroan.
Rencananya pada kuartalI/2021 ini perseroan akan mengoperasikan empat gedung data center dengan total kapasitas 37 MegaWatt (MW) untuk memenuhi permintaan pasar di Indonesia.
“Hal ini memberi kami landasan yang kuat untuk mengembangkan bisnis kami dalam mendukung kesiapan data center Indonesia menghadapi persaingan ekonomi digital Asia Tenggara yang berkembang pesat di masa mendatang,” tutur Toto.