Bisnis.com, JAKARTA - Emiten keramik, PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk., masih menanti momentum yang tepat untuk merealisasikan rencana kerja sama dengan pabrikan asal China.
Perseroan melalui entitas usahanya, PT Internusa Keramik Alamasri, mengaku sedang aktif melakukan penjajakan mitra strategis dengan pabrikan asal China seiring dengan kebijakan anti dumping oleh beberapa negara terhadap China.
Emiten berkode saham IKAI itu melihat peluang untuk mengajak pabrikan China itu membuka fasilitas produksi bersama di dalam negeri dan melakukan ekspor dari Indonesia.
Direktur Pelaksana Internusa Keramik Alamasri Angelica lie mengatakan bahwa saat ini perseroan sedang mempersiapkan waktu yang tepat sembari mematangkan strategi kerja sama bisnis itu.
“Perseroan sedang mematangkan kerja sama itu dengan mengkaji skema investasi yang tetap efisien, potensi peningkatan pendapatan, dan sumber pendanaan yang tepat,” ujar Angelica seperti dikutip dari keterangan resminya, Minggu (3/1/2020).
Di sisi lain, Angel juga menyambut positif rencana pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan pelarangan penggunaan barang impor untuk proyek properti dan konstruksi mulai 2021, seperti yang disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Dia menjelaskan, kapasitas produksi keramik dalam negeri sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan domestik dan bisa mencukupi kebutuhan pasar.
“Kami berharap pemerintah terus membuat kebijakan strategis membatasi impor keramik, dan mendukung industri keramik Nasional,” ujar Angel.
Angel juga mengapresiasi langkah pemerintah yang cepat tanggap dengan serbuan keramik impor dan mewujudkan dukungan melalui inisiatif kebijakan Safeguard keramik.
Selain itu, kebijakan Stimulus Harga Gas untuk Industri Manufaktur yang membantu efisiensi biaya juga mendukung pertumbuhan industri keramik nasional.
Angel menjelaskan sektor ini menunjukkan pemulihan yang cepat di saat pandemi ini. Utilisasi industri keramik nasional yang sempat anjlok ke level 30 persen, dapat dengan cepat membaik ke level 65 persen pada akhir kuartal III/2020.