Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN farmasi, PT Phapros Tbk., telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memacu kinerja pada 2021 di tengah pengutan rupiah dan prospek pemulihan ekonomi. Salah satunya memperkuat jaringan penjualan ritel.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, hingga kuartal III/2020 penjualan bersih PEHA menurun 11,57 persen menjadi Rp700,27 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp791,93 miliar.
Selain itu, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk PEHA juga ikut menyusut 16,64 persen yoy menjadi Rp50 miliar sepanjang Januari-September 2020.
Sekretaris Perusahaan Phapros Zahmila Akbar mengatakan bahwa siap menggenjot penjualan produk baik baru maupun yang sudah ada yang terkait dengan pandemi Covid-19 untuk mengejar pertumbuhan kinerja pada 2021.
Pemacuan kinerja tersebut akan dilakukan melalui pasar tender atau reguler.
“Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan penyebaran dan ketersediaan produk, termasuk menggunakan channel offline dan online,” ujar Zahmila kepada Bisnis, Rabu (30/12/2020).
Baca Juga
Emiten berkode saham PEHA itu juga akan menguatkan sinergi dengan perusahaan holding PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) melalui channel retail Kimia Farma apotek.
PEHA juga akan tetap mempertahankan strategi efisiensi biaya sembari memacu produktivitas dengan tetap mengutamakan kualitas.
Sementara itu, Zahmila mengaku optimistis pada tahun depan kunjungan pasien non-Covid-19 ke rumah sakit akan berangsur pulih sehingga pertumbuhan obat resep dapat membaik dan membantu perseroan mempertahankan kinerja positif.
Di sisi lain, tren pelemahan dolar AS yang diproyeksi bertahan hingga tahun depan dapat menjadi katalis positif bagi kinerja PEHA. Hal itu mengingat pembelian bahan baku masih berasal dari impor.
“Namun, secara keseluruhan, untuk menghindari fluktuasi nilai tukar dolar AS yang cukup tinggi, kami melakukan beberapa upaya, seperti long term agreement, transaksi menggunakan mata uang lokal, atau berupaya dengan natural hedging,” papar Zahmila.