Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin melemah pada sesi perdagangan II seiring dengan profit taking investor asing.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 17,8 poin atau 0,29 persen ke level 6.075,74 di sesi pertama pukul 11.30 WIB. Indeks sempat menguat dan menyentuh level 6.143 sebelum tersungkur ke zona merah.
Hingga pukul 13.55 WIB, IHSG turun 0,79 persen atau 48,11 poin menjadi 6.045,44. Tak lama pada pukul 14.05 WIB, IHSG koreksi 1,05 persen ke level 6.029,31. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 6.027,23-6.143,87.
Investor asing tercatat melakukan net sell Rp406,53 miliar. Sejumlah saham yang menjadi sasaran jualn ialah BBRI dengan net sell Rp55 miliar, BMRI Rp20,2 miliar, dan INKP Rp20 miliar. Saham tersebut masing-masing koreksi 1,18 persen, 0,77 persen, dan 3,63 persen.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan penandatanganan tagihan bantuan Covid-19 senilai US$900 miliar di Amerika Serikat menjadi undang-undang menjadi pendorong DJIA kembali menguat sebesar +0.68%.
Jika dikombinasikan dengan penguatan EIDO sebesar +2.24% maka berpotensi menjadi katalis pendorong penguatan IHSG Selasa ini. Disamping itu, penguatan harga Coal +1.01% berpotensi mendorong naik saham dibawah komoditas tersebut.
Namun demikian, investor jangan terlalu terlena dan terbuai dengan kondisi penguatan tersebut, karena pada awal 2021 sudah jelas sektor pariwisata dan penerbangan akan kena pukulan akibat penutupan seluruh penerbangan internasional masuk ke Indonesia.
Rapat kabinet terbatas 28 Desember 2020 memutuskan untuk menutup sementara, dari tanggal 1 sampai 14 Januari 2021, masuknya warga negara asing atau WNA dari semua negara ke Indonesia.
"Selain itu, ada rencana penerapan PSBB ketat di DKI Jakarta, sebagai pusat perekonomian Indonesia, jika penderita Covid19 meningkat. Kedua hal tersebut menjadi sinyal buruk bagi market," papar Edwin, Selasa (29/12/2020).