Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengekor Bursa Asia, Bursa India Menguat Lima hari Berturut-turut

Indeks S&P BSE Sensex naik 0,6 persen ke level 47.648,24 pada pukul 9.57 pagi waktu Mumbai. Sementara itu, NSE Nifty 50 Index juga naik dengan besaran yang sama.
Bombay Stock Exchange, India/Bloomberg
Bombay Stock Exchange, India/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham India menguat untuk hari kelima berturut-turut, mengikuti penguatan bursa lain di Asia, karena laju perlambatan infeksi virus corona meningkatkan optimisme atas pemulihan ekonomi.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (29/12/2020), indeks S&P BSE Sensex naik 0,6 persen ke level 47.648,24 pada pukul 9.57 pagi waktu Mumbai. Sementara itu, NSE Nifty 50 Index juga naik dengan besaran yang sama.

Kedua indeks berada pada jalur untuk memperpanjang rekor tertinggi bahkan saat volume perdagangan menyusut menjelang akhir tahun.

Seluruh 19 sub-indeks sektor yang disusun oleh BSE Ltd. menguat, dipimpin oleh sektor perbangkan. Sebanyak 20 saham naik di Sensex sementara 10 lainnya melemah.

Saham Housing Development Finance dan HDFC Bank berkontribusi paling besar terhadap kenaikan indeks. Sementara itu, saham IndusInd Bank menguat paling tajam dengan lonjakan 3,7 persen

Sementara itu, di Asia, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang menguat masing-masing 1,75 persen dan 2,77 persen, indeks Hang Seng menguat 0,87 persen, sedangkan indeks Kospi ditutup naik 0,31 persen.

Sebagian besar saham di Asia dan kontrak berjangka AS dan Eropa juga menguat pada Selasa setelah DPR AS menyepakati pembayaran stimulus fiskal individu setelah penandatanganan RUU stimulus tersebut oleh Presiden Donald Trump.

Investor asing telah mengumpulkan sekitar US$18,5 miliar ke dalam saham India pada kuartal ini, yang akan menjadi rekor tertinggi. Masuknya investor asing ini juga menjadi motor pendorong penguatan indeks yang mencapai level tertinggi sepanjang masa.

Pelonggaran beban kasus virus corona di India juga meningkatkan optimisme bahwa pemulihan ekonomi yang cepat akan membantu perusahaan mengejar valuasi yang tinggi.

 “Investor membeli dengan antisipasi bahwa pertumbuhan akan sangat kuat tahun depan,” kata kepala penelitian IDBI Capital Market Services Ltd. A.K. Prabhakar, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper