Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat setelah DPR Amerika Serikat mengesahkan RUU untuk meningkatkan pembayaran stimulus per individu menjadi US$2.000 dan disetujui oleh Presiden Donald Trump.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Februari 2021 terpantau menguat 0,18 persen atau 3,3 poin ke level US$1.883,70 per troy ons pada pukul 11.04 WIB.
Sementara itu, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,32 persen atau 6,05 poin ke level US$1.879,74 per troy ons
Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama terpantau melemah 0,235 poin atau 0,26 persen ke level 90,102 pada pukul 11.04 WIB.
Rencana untuk menaikkan pembayaran individu dari US$600 sejalan dengan permintaan mengejutkan Trump minggu lalu ketika dia mengancam akan menolak seluruh paket pengeluaran.
Dolar AS melemah setelah DPR mendukung rencana tersebut, yang akan meningkatkan pengeluaran untuk bantuan rumah tangga sekitar US$464 miliar.
Baca Juga
Emas menuju kenaikan bulanan pertamanya dalam lima bulan menyusul optimisme atas vaksin virus corona membuka jalan bagi ekspektasi baru terhadap inflasi dan melemahnya dolar.
Gangguan ekonomi dan peningkatan pengeluaran stimulus global telah membantu membawa emas menuju tahun terbaiknya sejak 2010.
“Dengan volume perdagangan yang masih tipis di musim liburan, pedagang logam mulia mengambil petunjuk dari dolar AS dengan tidak adanya pendorong fundamental baru," tulis Philip Futures dalam sebuah catatan.
Sebelumnya, Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan harga emas berpeluang menguat dalam jangka pendek di tengah outlook stimulus fiskal yang lebih besar di Amerika Serikat yang dapat memicu pelemahan dolar AS.
"Hal ini terjadi setelah DPR AS memutuskan untuk meningkatkan pemberian uang tunai langsung menjadi US$2.000 dari sebelumnya US$600," paparnya dalam publikasi riset, Selasa (29/12/2020).
Namun demikian, kenaikan harga emas berpeluang terbatas jika pasar mencari aset likuid dolar AS di tengah memburuknya wabah Covid-19.