Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

​Akibat Covid-19, Produksi dan Penjualan Bumi Resources (BUMI) Terkoreksi

Manajemen Bumi Resources (BUMI) menyebut pandemi virus corona menyebabkan gangguan pada kegiatan operasional di tambang-tambang perseroan sehingga produksi turut menurun.
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com

Bisnis.com, JAKARTA – Total produksi dan penjualan batu bara emiten pertambangan Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengalami penurunan seiring dengan pandemi virus corona yang terjadi.

Berdasarkan data perusahaan pada Jumat (11/12/2020), hingga kuartal III/2020, total produksi batu bara yang ditambang BUMI mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total output batu bara BUMI sebesar 60,7 juta ton, turun 3 persen dibanding produksi di tahun sebelumnya sebanyak 62,8 juta ton.

Dari jumlah tersebut, anak usaha BUMI, PT Kaltim Prima Coal (KPC) memproduksi 44,4 juta ton sementara PT Arutmin Indonesia menghasilkan 16,2 juta ton batu bara.

Penurunan jumlah produksi turut berimbas pada volume penjualan batu bara. Volume penjualan batu bara BUMI hingga kuartal III/2020 tercatat sebesar 60 juta ton, terkoreksi 5 persen dari total penjualan pada kuartal III/2019 sebesar 63,1 juta ton. Perinciannya, volume penjualan terbesar berasal dari PT KPC sebanyak 44,4 juta ton. Sisanya disumbang oleh PT Arutmin Indonesia sebesar 15,7 juta ton.

Terkait hal tersebut, Vice President Investor Relations Bumi Resources Achmad Reza Widjaja mengatakan, turunnya produksi dan penjualan batu bara perusahaan disebabkan oleh pandemi virus corona. Hal tersebut menyebabkan gangguan pada kegiatan operasional di tambang-tambang BUMi dan menurunnya harga jual batu bara.

Ia mengatakan, realisasi harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) BUMI mengalami penurunan menjadi US$45,3 per ton dari dari US$52,6 per ton pada kuartal III/2019. Meski demikian, pihaknya tetap optimistis dapat mencapai target produksi batu bara yang telah ditetapkan. 

"Hingga akhir 2020, perusahaan menargetkan total produksi 82 juta ton hingga 85 juta ton batu bara," katanya dalam paparan publik perusahaan secara daring pada Jumat (11/12/2020).

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, BUMI membukukan rugi yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$137,25 juta pada kuartal III/2020. Pencapaian tersebut kontras dengan kinerja pada kuartal III/2019 yang berhasil mencetak laba yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$76,07 juta.

Sejalan dengan itu, emiten berkode saham BUMI itu membukukan penurunan pendapatan hingga US$587,8 juta, turun 21,8 persen dari posisi US$751,85 juta pada kuartal III/2019. Lebih rinci pendapatan tersebut terdiri atas penjualan batu bara ekspor sebesar US$585,33 juta, penjualan bijih US$408.319, dan jasa sebesar US$2,12 juta.

Adapun, penjualan batu bara ekspor BUMI menurun 21 persen menjadi hanya sebesar US$257,97 juta, sedangkan penjualan domestik terkoreksi hingga 22,2 persen menjadi US$327,35 juta.

Di sisi lain, per 30 September 2020 BUMI berhasil menurunkan total liabilitas menjadi sebesar US$2,98 miliar lebih rendah daripada posisi per 31 Desember 2019 sebesar US$3,19 miliar. Total liabilitas itu terdiri atas US$1,36 miliar liabilitas jangka pendek dan US$1,6 miliar liabilitas jangka panjang.

Kendati demikian, total liabilitas jangka pendek perseroan per 30 September 2020 telah melebihi total aset lancar pada periode yang sama, sebesar US$350,53 juta,

Selain itu, perseroan juga mengalami defisit sebesar US$2,82 miliar dan mengalami negatif arus kas dari aktivitas operasi sebesar US$21,69 juta, berbalik dari posisi positif pada akhir kuartal III/2019 US$13,8 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper