Bisnis.com, JAKARTA – Tren positif harga batu bara akan berdampak positif bagi kemampuan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dalam membayarkan kewajibannya.
Direktur Bumi Resources Andrew C. Beckham mengatakan, pihaknya optimistis dapat melunasi utang dan bunga utang yang masih ditanggung perusahaan pada 2021 mendatang. Keyakinan tersebut didapat dari tren harga batu bara yang tengah menunjukkan tren kenaikan dalam beberapa waktu terakhir.
“Dalam empat kuartal terakhir harga batu bara terus mengalami kenaikan. Dengan asumsi harga batu bara di kisaran US$70 hingga US$80 per ton pada 2021, kami yakin dapat membayarkan kewajiban sesuai dengan waktu yang ditentukan,” katanya dalam paparan publik perusahaan secara daring pada Jumat (11/12/2020).
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava menambahkan sejauh ini, BUMI masih dapat membayarkan utang dan bunga utang sesuai dengan komitmen yang dicapai. Sementara itu, apabila harga batu bara mengalami penurunan lebih lanjut, perusahaan dapat mengurangi jumlah pembayaran sesuai dengan perjanjian restrukturisasi.
Ia juga menambahkan, kenaikan harga batu bara juga akan membuat perusahaan dapat membayarkan pokok utangnya. Kemampuan perusahaan dalam membayarkan kewajibannya juga ditambah dengan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang didapatkan anak usaha BUMI, PT Arutmin Indonesia.
“Kami juga sedang mengkaji kemungkinan refinancing utang perusahaan dan akan membicarakan hal ini dengan para kreditur,” katanya.
Baca Juga
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, BUMI membukukan rugi yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$137,25 juta pada kuartal III/2020. Pencapaian tersebut kontras dengan kinerja pada kuartal III/2019 yang berhasil mencetak laba yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$76,07 juta.
Sejalan dengan itu, emiten berkode saham BUMI itu membukukan penurunan pendapatan hingga US$587,8 juta, turun 21,8 persen dari posisi US$751,85 juta pada kuartal III/2019.
Lebih rinci pendapatan tersebut terdiri atas penjualan batu bara ekspor sebesar US$585,33 juta, penjualan bijih US$408.319, dan jasa sebesar US$2,12 juta.
Adapun, penjualan batu bara ekspor BUMI menurun 21 persen menjadi hanya sebesar US$257,97 juta, sedangkan penjualan domestik terkoreksi hingga 22,2 persen menjadi US$327,35 juta.
Di sisi lain, per 30 September 2020 BUMI berhasil menurunkan total liabilitas menjadi sebesar US$2,98 miliar lebih rendah daripada posisi per 31 Desember 2019 sebesar US$3,19 miliar. Total liabilitas itu terdiri atas US$1,36 miliar liabilitas jangka pendek dan US$1,6 miliar liabilitas jangka panjang.
Kendati demikian, total liabilitas jangka pendek perseroan per 30 September 2020 telah melebihi total aset lancar pada periode yang sama, sebesar US$350,53 juta,
Selain itu, perseroan juga mengalami defisit sebesar US$2,82 miliar dan mengalami negatif arus kas dari aktivitas operasi sebesar US$21,69 juta, berbalik dari posisi positif pada akhir kuartal III/2019 US$13,8 juta.