Bisnis.com, JAKARTA - PT Trimitra Prawara Goldland Tbk. berhasil meraup dana segar Rp25 miliar dari pasar modal melalui aksi penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada Jumat (11/12/2020).
Manajemen Trimitra Prawara Goldland menjelaskan bahwa dari seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi dan lain-lain, sekitar 78,46 persen akan digunakan perseroan untuk membeli tanah persediaan real estate.
Lebih rinci, pembelian tanah itu terdiri atas sekitar 60,28 persen akan digunakan untuk membeli lahan sekitar 2,03 hektare dari pihak afiliasi berlokasi di Desa Cibatok I, Kecamatan Cibungbulang, Bogor dengan total nilai transaksi Rp13,39 miliar.
Sementara itu, 18,18 persen dari alokasi pembelian tanah akan digunakan untuk membeli lahan sekitar 3 hektare kepada pihak ketiga di Desa Cibatok II, Kecamatan Cibungbulang, Bogor dengan total nilai transaksi Rp5,6 miliar dan yang masih outstanding Rp4,04 miliar.
“Adapun, sekitar 21,54 persen dari total keseluruhan penawaran umum akan digunakan untuk modal kerja perseroan,” tulis Manajamen Trimitra Prawara Goldland seperti dikutip dari prospektus, Jumat (11/12/2020).
Untuk diketahui, Trimitra Prawara Goldland merupakan perusahaan pengembang properti yang berfokus terhadap penyediaan rumah subsidi dan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Manajemen menilai pengembangan rumah bersubsidi itu lebih sustainable dan profitable sejalan dengan permintaan yang sangat besar. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) backlog perumahan Indonesia mencapai 7,2 juta unit.
Saat ini, ATAP memiliki proyek yang sedang dalam proses perencanaan, pengerjaan/pengembangan dan penyelesaian yang berlokasi di Perumahan Cibungbulang Town Hill yaitu di Desa Cibatok dan Desa Cimanggu Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
Proyek itu memiliki luas tanah 19.271 m2, luas bangunan 7.718 m2, dan jumlah unit dalam penyelesaian sebesar 255 unit.
Adapun, perusahaan properti rumah bersubsidi ini menjadi emiten ke-48 Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2020.
Emiten properti itu menawarkan 250 juta saham dengan harga penawaran Rp100. Porsi tersebut mewakili 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT KGI Sekuritas Indonesia.