Bisnis.com, JAKARTA - Entitas Grup Sinar Mas di bidang pertambangan batu bara, yakni PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) mencatatkan pertumbuhan penjualan sepanjang 9 bulan pertama 2020.
Berdasarkan materi paparan publikasi yang dipublikasikan di laman Bursa EFek Indonesia (BEI), GEMS mencatatkan penjualan batu bara sejumlah 24,6 juta ton per September 2020. Volume itu tumbuh 19 persen dari 20,8 juta ton per September 2019.
"Dari sisi produksi, juga terjadi kenaikan menjadi 23,9 juta ton, tumbuh 16 persen dari sebelumnya 20,7 juta ton," papar manajemen GEMS, Kamis (10/12/2020).
Produksi batu bara tersebut berasal dari sejumlah anak usaha, yakni PT Borneo Indobara (BIB) 21,7 juta ton, PT Kuansing Inti Makmur (KIM) 1,5 juta ton, dan PT Barasentosa Lestari (BSL) 0,7 juta ton. Pengupasan lapisan mencapai 89,7 juta bcm, dan stripping ratio 3,75 kali.
Penjualan batu bara mayoritas ke pasar domestik 9,4 juta ton, China 8,8 juta ton, India 4,5 juta ton, dan Korea Selatan 0,5 juta ton. Dari total penjualan domestik, sejumlah 3,8 juta ton dibeli oleh PLN.
Peningkatan volume penjualan membuat pendapatan GEMS per September 2020 mencapai US$784 juta, naik dari US$752 juta per September 2019. Laba setelah pajak pun meningkat menuju US$65 juta dari sebelumnya US$46 juta.
Baca Juga
Kenaikan nilai penjualan tetap terjadi meskipun harga jual batu bara menurun menjadi US$31,86 per ton per September 2020 dari tahun sebelumnya US$36,24 per ton. Dengan tren harga batu bara yang naik pada kuartal IV/2020, diharapkan pendapatan GEMS juga bakal meningkat.
Sementara itu, GEMS akan menggelar penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue untuk memenuhi kewajiban free float.
Mengutip keterbukaan informasi perseroan di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten berkode saham GEMS itu telah menetapkan tanggal gelaran rights issue setelah mengantongi restu pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada medio Agustus 2020.
Indikasi jadwal tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD atau cum right di pasar reguler dan negosiasi pada 4 Februari 2021. Selanjutnya, cum right di pasar tunai pada 8 Februari 2021.
Emiten di bawah naungan Grup Sinar Mas itu akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 588,23 miliar saham baru atau setara dengan 10 persen dari modal disetor perseroan. Saham baru yang akan dikeluarkan berasal dari portepel perseroan dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Dari itu, setiap pemegang 10 saham lama berhak atas 1 HMETD, kemudian setiap 1 HMETD berhak untuk mendapatkan 1 saham baru untuk diperdagangkan mulai 10 Februari hingga 17 Februari 2021.
Adapun, pelaksanaan aksi korporasi itu untuk memenuhi ketentuan free float sebagaimana dipersyaratkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan Peraturan BEI No. I-A, yaitu setiap emiten wajib memiliki 50 juta lembar atau paling sedikit 7,5 persen saham free float.
Sejatinya, saham free float GEMS sudah melampaui 50 juta lembar. Namun, proporsinya masih di bawah 7,5 persen, tepatnya hanya 3,01 persen sehingga perusahaan dipandang masih wajib melakukan penyesuaian.
Presiden Direktur Golden Energy Mines Bonifasius mengatakan bahwa perseroan tengah melakukan pendekatan terhadap investor ritel dan menengah agar dapat menyerap right issue perseroan dengan baik.
“Kami coba bicara dengan beberapa investor ritel dan menengah, kami masih punya waktu sambil berjalan lah sampai Februari. Harapannya, dengan kondisi pasar yang semakin baik dan Covid-19 yang semakin terkontrol semoga dapat mendorong respon positif dari investor,” ujar Bonifasius kepada Bisnis, Kamis (3/12/2020).