Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia mencatat penurunan total nilai emisi obligasi sepanjang 11 bulan pertama 2020 menjadi Rp74,89 triliun dari sebelumnya Rp113 triliun. Namun, jumlah emisi obligasi diperkirakan akan terus bertambah.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan kondisi dinamis yang terjadi sepanjang paruh pertama tahun ini sebagai salah satu faktor yang memengaruhi minimnya nilai emisi. Di sisi lain, mayoritas penerbitan obligasi dilakukan pada paruh kedua tahun ini.
“Penerbitan surat utang menurut catatan kami dilakukan sebagian besar setelah semester kedua tahun 2020 yaitu 63 persen dari total emisi surat utang,” paparnya, Selasa (8/12/2020).
Berdasarkan data BEI, sepanjang tahun hingga 30 November 2020 terdapat 95 emisi obligasi dari 58 emiten dengan total nilai emisi sebesar Rp74,89 triliun.
Sementara itu pada periode yang sama tahun lalu telah terbit 95 emisi obligasi dari 50 emiten dengan total nilai emisi Rp113 triliun rupiah.
"Terlihat sebetulnya dari sisi jumlah emisi obligasi atau sukuk secara YoY relatif sama, namun dari nilai total dana dihimpun mengalami penurunan sebesar 34 persen,” ujarnya.
Baca Juga
Meskipun demikian, minat korporasi untuk menerbitkan surat utang di tahun ini masih tinggi. Hingga 4 Desember 2020, emisi yang tercatat telah bertambah menjadi 98 emisi obligasi dari 58 emiten dengan total nilai emisi Rp77,69 triliun.
Adapun, mengacu pada data per tanggal yang sama, dalam pipeline Bursa masih terdapat 12 penerbit yang akan menerbitkan 11 emisi obligasi atau sukuk, yang mana satu di antaranya merupakan calon perusahaan tercatat obligasi baru.
Nyoman mengatakan setiap perusahaan tentunya memiliki pertimbangan matang dalam melakukan kegiatan aksi korporasi dan/atau pendanaan melalui pasar modal lainnya termasuk penerbitan obligasi maupun sukuk.
“Bursa akan senantiasa menyambut baik dan mendukung para pengusaha yang melibatkan Pasar Modal dalam pertumbuhan dan keberlangsungan usaha perusahaan,” ujarnya.
Di sisi lain, dia menyebut pemerintah juga telah memberikan beberapa stimulus yang kondusif untuk mendukung para pengusaha di antaranya dengan penurunan BI 7-days Repo Rate pada bulan November sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen yang diharapkan dapat menjadi katalis positif penerbitan obligasi korporasi.